Sri Mulyani Ungkap Biang Kerok Gaji Perempuan Lebih Rendah dari Laki-laki

Sri Mulyani Ungkap Biang Kerok Gaji Perempuan Lebih Rendah dari Laki-laki

Anisa Indraini - detikFinance
Jumat, 20 Mei 2022 16:24 WIB
Pemerintah menaikkan pajak impor barang konsumsi. Pengumuman kenaikan pajak impor barang konsumsi itu dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (5/9/2018).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: Istimewa/Kementerian Keuangan
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap bahwa gaji perempuan di seluruh dunia lebih rendah dibanding laki-laki. Hal itu terjadi sekalipun kinerjanya bagus.

Sri Mulyani mengatakan atasan biasanya hanya memberi apresiasi lewat kata-kata jika perempuan melakukan pekerjaan yang hasilnya bagus. Dari sisi gaji, tetap saja nilainya lebih kecil dibanding laki-laki.

"Perempuan itu kalau melakukan sesuatu dan menghasilkan (yang) bagus itu apresiasinya oh how cute, how cute, tapi dibayarnya 30% lebih rendah dari laki-laki," kata Sri Mulyani di webinar 'Perempuan Tangguh dalam Ekspor Berkelanjutan', Jumat (20/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kalau perempuan melakukan sesuatu karena gendernya, dia dianggap itu suatu pekerjaan yang cute, specially, dia caring ya udah dikasih seadanya. Kalau laki-laki langsung dihitung cost, margin, berapa dana dia mendapat profit, maka dia dikasih bonus gaji whatever, yang jelas pasti lebih tinggi. Kalau perempuan langsung didiskon," jelas Sri Mulyani membandingkan.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa gaji perempuan lebih kecil dibanding laki-laki karena bekerja dianggap hanya sebagai profesi sampingan dari ibu rumah tangga. Pandangan seperti ini merupakan salah satu tantangan besar yang harus diperbaiki.

ADVERTISEMENT

Untuk itu, isu kesetaraan gender menjadi salah satu dari prioritas isu yang diusung Women 20 (W20) dalam Presidensi G20 di Indonesia. "Ini merupakan angin segar yang baik karena perempuan bukan minta dikasihani, tapi dia melakukan sesuatu harusnya diperlakukan secara adil, jangan cuma disebut karena perempuan how cute dan kemudian didiskon," tegasnya.

Sri Mulyani lalu mengibaratkan kesetaraan gender seperti sepasang sepatu. Jika posisi laki-laki lebih tinggi (menggunakan high heels) dan perempuan lebih rendah (menggunakan flat shoes), keduanya tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.

"Suatu bangsa, negara, ekonomi, perusahaan, rumah tangga, kalau yang laki-laki pakai boots, high heels, yang perempuannya suruh flat shoes pasti nggak enak. Jadi kesamaan gender bukan masalah perjuangan, it is about what we say morally economically correct," tuturnya.

Gaji perempuan lebih rendah dari laki-laki berlanjut ke halaman berikutnya.

Gaji Perempuan 37% Lebih Rendah dari Laki-laki

Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar membeberkan sebuah riset internasional bahwa ketidaksetaraan gender masih tinggi. Sebanyak lebih dari 2,7 miliar perempuan di dunia disebut masih tidak bebas memilih pekerjaan.

"Lebih dari 2,7 miliar perempuan di dunia tidak bebas memilih pekerjaan dan cenderung bekerja di sektor informal atau bahkan unpaid care work," kata Mahendra dalam kesempatan yang sama.

Kesenjangan pendapatan juga disebut masih terjadi di mana rata-rata perempuan memperoleh upah 37% lebih sedikit daripada laki-laki.

"Hanya sekitar 60% perempuan di dunia yang mempunyai akses ke layanan perbankan termasuk akun tabungan. Sementara itu, 40% perempuan juga tidak memperoleh akses perlindungan sosial. Jadi benar walaupun terasa sudah lebih baik, kelihatan benar bahwa kebutuhan untuk perbaikan lebih lanjut sangat diperlukan," tandasnya.


Hide Ads