Singapura merupakan salah negara yang menjadi salah satu tujuan wisata banyak orang. Salah satunya turis dari Indonesia.
Menyusul seruan boikot berwisata ke Singapura yang tengah ramai di media sosial, apa yang akan terjadi jika tak ada turis dari Indonesia yang wisata ke Singapura?
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan jika semua orang Indonesia tak ada lagi yang berwisata ke Singapura, maka cukup berdampak ke Singapura. Meski demikian, ekonomi Singapura tak banyak mengandalkan sektor pariwisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi perekonomian Singapura tidak bergantung pada pariwisata. Perekonomian Singapura lebih di-support oleh sektor lain," kata Piter saat dihubungi, Jumat (20/5/2022).
Piter mengungkapkan, Singapura didukung oleh perdagangan dan keuangan. Saat ini kedua sektor tersebut menopang kinerja produk domestik bruto (PDB) nasional mereka.
Jumlah wisatawan asing yang datang ke Singapura sepanjang 2021 tercatat 330 ribu pengunjung. Dikutip dari laman resmi stb-gov.sg disebutkan
Komposisinya China 88 ribu, India 54 ribu dan Indonesia 33 ribu. "Ini adalah jumlah kunjungan terbanyak pada 2021," tulisnya.
Sementara itu per Januari-September total penerimaan pariwisata Singapura dari pariwisata adalah US$ 1,2 miliar atau setara dengan Rp 17,52 triliun.
Penerimaan ini didapatkan dari wisatawan China yang menyumbang US$ 432 juta atau setara dengan Rp 6,3 triliun.
Lalu wisatawan Indonesia tercatat US$ 127 juta atau sebesar Rp 1,8 triliun dan India US$ 58 juta atau setara dengan Rp 846 miliar.
"Penerimaan ini tidak termasuk perjalanan wisata, hiburan dan permainan," tulisnya.
Memang Singapura berupaya fokus untuk memulihkan pariwisata nasional dengan kampanye SingapoRediscovers. Mereka menerbitkan voucher dan telah dibeli oleh 1,9 juta orang dan transaksi sebanyak 2,6 juta kali.
(upl/eds)