Jual Minyak Goreng Murah Rp 14.000, Pedagang Ngeluh: Ribet!

Jual Minyak Goreng Murah Rp 14.000, Pedagang Ngeluh: Ribet!

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Minggu, 22 Mei 2022 13:30 WIB
Harga minyak goreng curah rata-rata di Jakarta terpantau masih cukup tinggi. Harga minyak goreng curah berada di kisaran Rp 19.000/Kg.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Pemerintah telah mulai menjalankan program MigorRakyat atau minyak goreng curah dengan harga Rp 14.000 per liter. Masyarakat hanya perlu menyerahkan KTP dengan aturan maksimal 2 liter per KTP.

Program MigorRakyat ini bisa ditemukan di gerai ritel tradisional atau warung yang bermitra dengan aplikasi Warung Pangan (WP) yang dikembangkan oleh PT Perusahaan Perdagangan Indonesia.

Lantas bagaimana eksekusinya di lapangan?

Meskipun program ini disambut sangat antusias oleh masyarakat, namun hal ini menciptakan tantangan tersendiri bagi para pedagang Pasar Lokbin Muria Dalam yang mengikuti program tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Program dari pemerintah kadang memang agak ribet ya ini. Tiga poin utamanya itu antara lain menimbang minyaknya, scan KTP, dan target. Itu semua harus dilakukan oleh satu toko," ujar Saiful, salah satu pedagang di Pasar Lokbin Muria Dalam kepada detikcom, Minggu (22/5/2022).

Saiful menambahkan bahwa para pedagang yang mengikuti program diberi target untuk setiap hari berjualan yakni 50 KTP maksimal untuk 5 jerigen. Pada awalnya Saiful dikirimi 10 jerigen, namun ia minta dikurangi menjadi 5 jerigen karena tidak sanggup melayani penjualan minyak tersebut sambil menjaga warungnya.

ADVERTISEMENT

"Setiap hari harus masuk terus jerigen, kalah tidak nanti hangus ke depannya tidak bisa jualan minyak itu lagi. Di hari-hari awal sangking antusiasme masyarakat sangat tinggi, gerai jadi ramai sekali. Sampai warung ini tidak terurus," ujar dia.

Saiful juga menambahkan bahwa dirinya merasa terbantu karena ada supervisor yang mendampingi dan turut membantu proses penjualan minyak subsidi tersebut setiap hari.

"Pedagang harus mewadahi dari jerigen juga, di saat yang bersamaan juga harus scan KTP. Untung saja sedikit terbantu dengan supervisor yang mendampingi saat proses penjualan minyak," tutur Saiful.

Saiful mengakui bahwa dirinya terbantu dengan sistem yang ia buat dimana masyarakat bisa menghubunginya terlebih dahulu lewat Whatsapp untuk registrasi sehingga ia dapat mengurangi penumpukan antrian di satu waktu.

"Jadi ketika jerigen datang, saya langsung mewadahi dan mengelompokkan minyak, kemudian bisa langsung diberikan," ujar Saiful.

"Di pasar ini hanya saya yang ikut program. Pedagang lain ditawari tapi banyak yang keberatan dengan scan KTP dan antreannya itu," tambahnya.

Lanjut di halaman berikutnya.

Pedagang lainnya di Pasar Lokbin Muria Dalam, Laras mengaku bahwa gerainya juga sempat ditawari program MigorRakyat. Namun penjaga toko Laras saat itu menolak karena sistemnya dirasa cukup rumit.

"Dari distrubutor Rp 13.000 dan harus dijual Rp 14.000. Untuk minyak curah itu saya plastiknya dua karena takut bocor, belum karetnya dua juga, belum tenaganya. Kalau Pak Saiful biasanya minta pembeli untuk bawa wadah sendiri, dan list KTP dulu jadi tidk teralu mengantri," ujar dia.

Disisi lain, nyatanya tidak semua pedagang mendapat akses untuk mengikuti program tersebut. Salah seorang pedagang lainnya, Roni mengaku bahwa dirinya tidak mendapat akses untuk dapat menjual minyak goreng eceran pun mengikuti program tersebut.

"Saya belum pernah dapat subsidi. Belum pernah ada yang datang untuk menawarkan program. Kalau dapat aksesnya sebenarnya mau juga ikut berjualan," ujar Roni.

Roni mengatakan bahwa dari beberapa subsidi yang ia dengar mengharuskan para pedagang untuk mengambil sendiri ke daerah tertentu sehingga kalau dihitung-hitung dengan ongkos, harganya terbilang sama saja.

"Kalau untuk yang kemasan sebelum lebaran itu kebanyakan di mini market. Banyak orang yang mengatre untuk dijual kembali lumayan harganya. Tapi saya kan punya toko jadi susah," ujar dia.

Sistem yang harus dijalankan oleh para pedagang yang turut dalam program memang tidak lah sederhana, mengingat program tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan tepat sasaran. Namun program ini jelas sangat membantu masyarakat atau konsumen minyak eceran demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.



Simak Video "Video: Rincian Sumber Uang Rp 11,8 T Disita di Kasus Korupsi Minyak Goreng"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads