Mendag: Perdagangan adalah Tulang Punggung Perdamaian Dunia

Mendag: Perdagangan adalah Tulang Punggung Perdamaian Dunia

Jihaan Khoirunnisa - detikFinance
Senin, 23 Mei 2022 19:25 WIB
Mendag M Lutfi
Foto: Dok. Kemendag
Jakarta -

Menteri Perdagangan (Mendag) RI Muhammad Lutfi menyerukan agar anggota APEC 'kembali ke perdagangan' untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi yang terdampak pandemi, sekaligus menghadapi tantangan geopolitik. Menurutnya, kerja sama dalam hal perdagangan menjadi kunci pemulihan ekonomi dunia.

"Kita harus kembali ke perdagangan, kita harus kembali ke ekonomi, kita harus kembali ke jalur pertumbuhan. Krisis pandemi COVID-19 mengajarkan bahwa tanpa kerja sama antarnegara, tantangan dunia yang terus berdatangan akan semakin sulit dibendung. Artinya, kerja sama antarekonomi menjadi kunci pemulihan dunia," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (23/5/2022).

"Perdagangan adalah tulang punggung kesejahteraan dan salah satu kunci perdamaian dunia. Untuk mencapai hal tersebut, APEC harus bersama-sama sepakat untuk kembali kepada ekonomi demi perdamaian dan kesejahteraan dunia," imbuhnya di Pertemuan Tingkat Menteri Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) Ministers Responsible for Trade (MRT) ke-28 di Bangkok, Thailand pada 21-22 Mei 2022 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lutfi menjelaskan tantangan geopolitik turut memberikan dampak signifikan bagi suplai perdagangan global, harga komoditas, dan inflasi. Mengingat saat ini seluruh negara masih berupaya untuk pulih dari krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19.

"Krisis pandemi COVID-19 memberikan tantangan bagi Indonesia. Pada dua tahun terakhir kami berjuang keras untuk keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah (middle income trap)," terangnya.

ADVERTISEMENT

Dia pun menjabarkan langkah agar anggota APEC kembali fokus pada perdagangan dan peningkatan ekonomi, khususnya di kawasan Asia Pasifik. Salah satunya melalui pembahasan mengenai Kawasan Perdagangan Bebas Asia Pasifik/ Free Trade Area of the Asia Pacific (FTAAP).

"Sudah hampir 20 tahun sejak pertama kali pembahasan FTAAP, namun masih terdapat perbedaan pandangan di antara anggota APEC dalam menentukan arah kedepannya. Untuk itu, penting untuk menyepakati pemahaman bersama agar memberikan manfaat yang luas bagi perekonomian global," katanya.

Adapun soal pembahasan sistem perdagangan multilateral, Indonesia menekankan seluruh anggota APEC agar mengupayakan pengembalian fungsi WTO guna memperoleh manfaat dari sistem perdagangan multilateral.

"Pada pertemuan Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-12 (Ministerial Conference/MC-12) pada bulan Juni 2022 mendatang, diperlukan upaya global untuk memastikan relevansi WTO dalam menghadapi tantangan yang tengah dihadapi dunia. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membangun dialog upaya membangun sistem perdagangan multilateral yang berfungsi dengan baik diantara anggota APEC," ungkapnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya. Langsung klik

Kemudian kedua, kata dia, anggota APEC harus memimpin komitmen memperkuat sistem perdagangan multilateral serta menekankan hasil konkret dan berarti dari pertemuan MC-12 terutama sistem penyelesaian sengketa WTO yang kredibel.

Menurutnya, di tengah kenaikan harga pangan akibat disrupsi global, Indonesia mendorong penyelesaian negosiasi pertanian dan pembentukan disiplin subsidi perikanan yang efektif. Disiplin subsidi perikanan tersebut dinilainya perlu memastikan keseimbangan yang adil (level-playing-field).

Lebih lanjut, dia menegaskan pentingnya pernyataan bersama anggota APEC bagi kesuksesan hasil pertemuan MC-12. Menurutnya, saat ini diperlukan upaya untuk menjaga relevansi dan integritas APEC dalam mendukung sistem perdagangan global demi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

"APEC harus menyelesaikan setiap permasalahan dengan proporsional dan berimbang serta menekankan pentingnya kelanjutan kerja. Untuk itu, Indonesia mendorong pencapaian kesepakatan bersama Menteri Perdagangan APEC (MRT Statement) untuk menunjukkan relevansi dan integritas APEC di masa krisis dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan," tuturnya.

Kendati demikian, ia menyayangkan pertemuan tahun ini yang hanya menyepakati 'APEC Chair's Statement', karena belum berhasil menyepakati pernyataan bersama terkait penyelesaian isu geopolitik.


Hide Ads