Amerika Serikat saat ini tengah mengalami kelangkaan susu formula. Para ibu di AS kini panik melihat rak-rak persediaan kosong di pusat perbelanjaan.
"Anda merasa kalah karena seharusnya bisa memberi makan anak-anak Anda sedangkan Anda tidak bisa karena tidak punya apa-apa," kata Brady, salah seorang ibu yang memiliki putri berusia 15 bulan dan putra berusia dua bulan yang baru diadopsi, dilansir dari BBC, Kamis (19/05/2022).
Brady dan kedua anaknya termasuk di antara jutaan keluarga Amerika yang berjuang untuk memberi makan anak-anak mereka di tengah kekurangan susu formula secara nasional.
Beberapa di antara mereka merasa sangat putus asa sehingga mereka mencoba membuat pengganti susu formula sendiri. Pencarian Google untuk cara membuat formula di rumah telah meningkat 2400% dalam 30 hari terakhir, menurut Google Trends.
Analisis yang dilakukan oleh perusahaan riset ritel Datasembly menemukan bahwa 43% produk susu formula tidak tersedia secara nasional pada minggu pertama Mei, dan melonjak lebih tinggi di negara bagian seperti Tennessee, Texas, dan Iowa.
Di San Antonio, tempat Brandy tinggal, kekurangannya adalah 57% pada akhir April, menurut Datasembly dilansir dari BBC.
Untuk mengatasinya, Brandy mengatakan bahwa dirinya melihat banyak orang mengedarkan resep tahun 1950-an untuk membuat susu formula bayi. "Orang-orang dari generasi yang lebih tua mengatakan, 'Saya ternyata baik-baik saja,' tetapi banyak hal yang berbeda dari generasi yang lalu," katanya.
Dr. Steven Abrams, mantan Ketua American Academy of Paediatrics' Committee on Nutrition, juga telah melihat resep tahun 1950-an yang sama secara online dan sangat menyarankan untuk tidak menggunakannya, mengencerkan formula atau mencoba membuat pengganti buatan sendiri lainnya.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Penyebab Susu Formula di AS 'Rare'
Dilansir dari Bloomberg, fenomena ini didasari atas kombinasi dua kejadian. Diawali dengan masalah jangka panjang yang berasal dari pandemi COVID-19 yang mengganggu rantai pasokan dan pengiriman barang dan menyebabkan kekurangan tenaga kerja yang mengganggu banyak industri.
Kemudian pasokan susu formula mulai turun pada bulan Februari, Ketika Abbott Laboratories mulai melakukan penarikan susu formula yang diproduksi oleh fasilitas Sturgis, Michigan, setelah menerima laporan infeksi bakteri pada beberapa bayi. Sebagai tambahan informasi, Abbott menyumbang 43% dari total penjualan pasar susu formula, menurut laporan tahun 2011 dari Kementerian Pertanian AS (USDA).
"Kami minta maaf kepada setiap keluarga yang telah kami kecewakan sejak penarikan sukarela kami memperburuk kekurangan susu formula bayi di negara ini," tulis CEO Abbott Laboratories, Robert Ford dalam op-ed yang diterbitkan di Washington Post, Sabtu (21/05/2022).
Ford menambahkan, Abbott percaya bahwa penarikan sukarela ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. Empat bayi yang minum susu formula dari tanaman Michigan dirawat di rumah sakit karena infeksi bakteri. Dua bayi meninggal.
Dalam beberapa bulan sejak penarikan tersebut, orang tua telah melaporkan rak kosong dan pembatasan pembelian dari tempat di mana susu formula tersedia. Ditambah lagi, anak-anak di beberapa negara bagian dilaporkan telah dirawat di rumah sakit akibat kekurangan susu formula.
"Kami akan memprioritaskan EleCare saat pembuatan dilanjutkan dan mengeluarkannya terlebih dahulu. Sementara itu, kami menyiapkan dana $5 juta yang akan dikelola secara independen untuk membantu keluarga-keluarga ini dengan biaya medis dan hidup saat mereka menghadapi badai ini," ujar Ford dalam tulisannya di Washington Post.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Presiden AS Turun Tangan
Pada hari Rabu (18/05/2022), Biden meminta Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk mengatasi kekurangan susu formula, yang mengharuskan pemasok untuk mengirimkan bahan-bahan ke produsen susu formula bayi sebelum perusahaan lain yang mungkin telah memesan produk yang sama.
Sebelumnya, Komite Investigasi DPR Amerika Serikat (AS), The House Oversight, melakukan penyelidikan penyebab kelangkaan susu formula bayi yang berdampak ke seluruh negeri.
Mengutip Forbes, Komite ini telah mengirim surat kepada empat produsen susu formula terbesar di AS untuk mengetahui apa yang telah menyebabkan masalah ini dan bagaimana mereka akan meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan susu formula bayi di AS.
Produsen susu itu adalah Abbott Nutrition, Mead Johnson Nutrition, Nestle USA dan Perrigo, yang jika ditotal menguasai hampir 90% dari penjualan pasar susu formula.
Khusus kepada Abbott, dalam suratnya komite meminta dokumen dan catatan mengenai kondisi keamanan pabriknya di Sturgis, Michigan, yang menyebabkan terjadi penarikan nasional baru-baru ini terhadap beberapa produk susu formula bayi Abbott.
Komite juga sedang menyelidiki laporan permainan harga, yang Gedung Putih arahkan kepada Departemen Kehakiman dan Komisi Perdagangan Federal untuk dipantau dan diselesaikan
Adapun komite meminta tanggapan dari perusahaan susu tersebut saat pertemuan yang dijadwalkan 26 Mei.
"Kami telah meminta pengarahan pada akhir bulan, dan kami telah mengajukan tiga pertanyaan dasar: Apakah mereka memiliki pasokan untuk memenuhi permintaan? Apakah ada masalah rantai pasokan yang dapat diperbaiki? Dan apa yang bisa kita lakukan untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi?" kata Ketua House Oversight Carolyn B. Maloney, mengutip Forbes, Sabtu (14/5/2022).
Sebagai langkah untuk mengatasi krisis ini secara cepat, pada hari Minggu (22/05/2022), pesawat militer AS dijadwalkan untuk menerbangkan 132 palet susu formula bayi Nestle ke Indianapolis, Indiana, dari Pangkalan Udara Ramstein di Jerman. Lebih banyak formula diharapkan akan diterbangkan di pesawat militer AS nanti.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Diramal Nggak Akan Berimbas Ke RI
Melihat fenomena yang terjadi di AS tersebut, Ketua Gabungan Koperasi Produksi Susu Indonesia Dedi Setiadi mengatakan bahwa dirinya yakin pencemaran bakteri Salmonella pada susu bayi tidak akan terjadi di Indonesia selama SOP produksi dijalankan dengan baik.
"Selama pemilihan bahan baku yang tepat, pengolahan yang higienis dan menerapkan SOP yang ketat nggak deh, Indonesia kira-kira aman," kata Dedi kepada detikcom, Kamis (12/5/2022).
Dedi menjelaskan bahwa bakteri Salmonella itu bukan bakteri yang berasal dari susu, melainkan bakteri yang berasal dari luar yang mencemarkan susu.
"Bukan bakteri susunya, tapi dari cemarannya, bisa dari air, bisa dari kotoran sapinya dan lain-lain. Bisa kena itu," tuturnya.
Dedi menjelaskan jika susu formula bayi dipilih dan diproses lewat SOP ketat sehingga potensi terkontaminasi bakteri Salmonella dapat diminimalisir. Selain itu Indonesia tidak mengimpor produk susu bayi dari AS.
"Kekurangan susu formula di negeri kita ini suplainya didominasi dari Australia dan New Zealand," ujar Dedi. Impor susu yang dilakukan Indonesia tersebut dalam bentuk skimmed milk powder.
Disamping itu, Dedi menjelaskan bahwa Indonesia masih mengimpor susu dari Amerika Serikat. Namun jumlahnya terbilang sedikit dan bukan produk susu formula bayi.
Dedi juga menambahkan bahwa dirinya merasa yakin dengan keamanan produk susu Impor dari luar negeri. Menurutnya susu impor sudah disterilisasi lewat pemanasan 100 derajat celcius lebih sehingga aman dikonsumsi.
Dengan demikian, para ibu dan konsumen susu formula di Indonesia tidak perlu khawatir dengan beredarnya kabar yang menimpa AS in. Dengan produksi yang mematuhi SOP yang ketat serta pengawasan yang baik, Indonesia akan aman dari ancaman krisis susu formula.