Jakarta -
Kini nama Mal Blok M mulai naik kembali. Bukan karena kembali ke masa-masa jayanya seperti dulu, melainkan karena kondisinya yang memprihatinkan akibat sepi pengunjung.
Namun, terpantau pada Minggu (29/05/2022) pukul 14.00 WIB suasana tempat legendaris itu terlihat lebih ramai dari biasanya. Meski begitu, para pedagang tetap mengeluhkan angka penjualannya yang tidak mengalami perkembangan. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi?
"Semenjak peraturan boleh buka masker dari pemerintah itu, saya liat mulai banyak pengunjung. Cuman ya tetap karena toko yang buka hanya sedikit jadi ya hitungannya pengunjung tetap masih kurang," ujar salah seorang penjaga toko aksesoris di Mal Blok M kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan bahwa meskipun pengunjung sudah mulai ramai, hal tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi penjualannya. Banyaknya pusat perbelanjaan di daerah ini pun membuat kemungkinan pengunjung datang untuk membeli dagangannya semakin kecil.
"Disini itu daerahnya startegis sekali. Jalur-jalur kendaraan umum perpotongannya di sini semua. Itu juga yang sepertinya membuat tempat ini menjadi ramai. Tapi karena strategis itu, di sekitar sini ada banyak pusat perbelanjaan. Jadi orang-orang keliling dan liat-liat barang bukan cuma di mal ini. Banyak juga saingannya," tutur dia.
Dia juga menambahkan kalau dengan kondisi mal seperti sekarang ini, dirinya sudah sangat sering kedatangan orang, baik dari media maupun orang-orang yang hanya penasaran, yang menanyakan terkait kondisi sepinya tempat ini, penjualan toko, dll.
"Yang perlu ditanya itu sebenarnya kenapa ini toko-toko banyak yang tutup, bukan sekedar tentang sepinya dan omset. Toko-toko itu semakin banyak yang tutup setelah pandemi COVID-19. Pemasukan kurang hingga akhirnya kesulitan membayar sewa," ujar dia.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Merasakan nasib yang serupa, penjaga toko Tania Collection, Momo mengatakan bahwa hari minggu justru merupakan hari dimana dirinya tidak terlalu banyak menaruh harapan.
"Justru di toko saya itu hari minggu sepi sekali. Tapi kalau hari-hari biasa itu banyak orang yang datang mungkin karena memang niat belanja, bukan hanya sekedar jalan-jalan," ujar Momo.
Dirinya juga menduga kalau memang benar selain karena tanggal merah, Mal Blok M ini terlihat lebih ramai karena semakin kesini aturan mengenai pandemi semakin renggang.
"Kebijakan masker iya sepertinya jadi salah satu yang membuat lebih ramai. Orang-orang mungkin jadi ingin jalan-jalan untuk menghirup udara segar. Tapi ya itu, pembelinya yang tidak ada.
Tidak bertambah sih biasa saja," ujar dia.
Momo juga menambahkan, jika dibandingkan dengan kondisi di jaman 7 tahun lalu, tentu sangat berbeda. Dirinya menyebut kondisi saat ini sebagai kondisi yang memprihatinkan.
"Kalo aku bilang ya sudah sangat memprihatinkan untuk urusan omset. Apalagi kan sekarang banyak yang melalui online. Kadang sehari bisa saja sama sekali tidak ada penjualan," tutur dia.
Dengan kondisi seperti itu, Momo tetap semangat menjalani hari-hari berjualan di Mal Blok M. Momo mengakui bahwa dirinya yang sudah berjualan selama 7 tahun ini tentu akan merasa sedih apabila harus berhenti bekerja disini.
"Karena di bulan Oktober nanti kita tidak tahu ya siapa yang akan mengelola dan kebijakannya bagaimana. Sedih ga sedih ya apabila nanti tidak bisa lanjut disini. Sedihnya kalau tutup ya kenangannya banyak. Kalo ga sedihnya ya karena lelah berjaga sendirian disini," tutur dia.
Sebagai tambahan informasi, Mal Blok M merupakan salah satu tempat legendaris di Ibu Kota yang hits pada tahun 90-an. Namun masa keemasan itu semakin meredup setelah gerai Ramayana dan Robinson tutup pada tahun 2014-an ditambah dengan pandemi COVID-19.
Dikabarkan bahwa pada bulan Oktober 2022 ini, kontrak pengelola mal ini yakni PT Langgeng Ayom Lestari dengan Pemprov DKI Jakarta akan berakhir setelah 30 tahun terjalin. Belum ada informasi resmi mengenai nasib mal ini nantinya setelah masa kontrak berakhir.