Anggaran pendidikan ikut terkerek karena alokasinya 20% terhadap belanja negara. Anggaran pendidikan tahun depan diperkirakan dalam rentang Rp 559,2 triliun sampai Rp 598,7 triliun.
"Ini masih akan mengcover berbagai belanja pendidikan agar anak-anak sekolah, anak-anak kita semua mampu mendapat kesempatan pendidikan baik pendidikan biasa maupun melalui Madrasah dan pendidikan keagamaan lain, sampai pendidikan tinggi," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, belanja infrastruktur pada 2023 di kisaran Rp 367,7 triliun sampai Rp 417,7 triliun. Pembangunan dasar di Ibu Kota Negara (IKN) baru masuk dalam anggaran belanja tersebut.
"Tahun 2022 kita sudah mulai untuk bangun IKN dan tentu tahun 2023 juga akan makin diakselerasi. Ini termasuk di dalam belanja negara terutama untuk belanja modal dan belanja infrastruktur," tutur Sri Mulyani.
Pendapatan negara dipatok Rp 266,7 triliun sampai Rp 2.398,8 triliun atau 11,19-11,70% dari PDB. Penerimaan pajak ditarget Rp 1.884,6 triliun sampai Rp 1.967,4 triliun atau 9,30-9,59% dari PDB.
Kemudian, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) ditargetkan Rp 380,1 triliun sampai Rp 427,3 triliun atau 1,88-2,08%. Defisit APBN akan ditekan pada kisaran 2,61-2,9% dari PDB atau Rp 529,2 triliun sampai Rp 594,6 triliun.
"Rasio utang kita akan tetap dijaga di 40,58-42,42% dari PDB. Ini adalah postur 2023 yang masih konsisten dengan tema APBN yang memiliki fungsi stabilisasi, alokasi, dan efisiensi, distribusi, dan pada saat yang sama harus menjaga konsolidasi untuk mengembalikan kesehatan dan ketahanan fiskal," tutup Sri Mulyani.
(aid/fdl)