Platform game dan turnamen Mobile Premier League (MPL) menutup operasional di Indonesia. Penutupan itu berimbas pada pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya.
MPL adalah startup asal India yang saat ini sudah memiliki kehadiran di sejumlah negara Asia Pasifik, Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Informasi itu diumumkan langsung oleh perusahaan melalui akun Instagram resminya.
"MPL Indonesia sudah tidak beroperasi dan menerima pengguna baru saat ini. Terima kasih atas dukungan dan perhatiannya," tulis MPL Indonesia dikutip detikcom, Rabu (1/6/2022).
Dilansir dari moneycontrol.com, perusahaan itu telah memberhentikan setidaknya 100 orang pegawai atau 10% dari total pekerjanya secara keseluruhan. Hengkangnya MPL dari Indonesia dipicu oleh perlambatan di ekosistem startup India akibat pandemi COVID-19 dalam dua tahun terakhir.
"Beberapa bulan terakhir ini gila. Filosofi pertumbuhan dengan segala cara sekarang terbalik. Saat ini pasar menghargai pertumbuhan yang menguntungkan daripada pertumbuhan dengan segala cara," kata pendiri MPL Sai Srinivas dan Shubh Malhotra.
Perusahaan yang berbasis di Bengaluru itu juga menghapus produk streaming-nya di aplikasi MPL. Karyawan yang terdampak PHK disebut akan menerima pesangon lengkap beserta manfaat lainnya.
Kabar ini cukup mengejutkan karena segmen game seluler adalah salah satu penerima manfaat besar dari pandemi COVID-19. Banyaknya orang terpaksa tinggal di rumah mengakibatkan lonjakan besar dalam unduhan game seluler dan keterlibatan pengguna.
Menurut laporan terbaru perusahaan konsultan RedSeer, unduhan aplikasi seluler di India telah meningkat 50% dan keterlibatan pengguna meningkat 20%.
Lihat juga video 'Tolak UU Ciptaker, Ketum KSPSI: Bertentangan dengan UUD 1945':
Alasan MPL keluar dari Indonesia. Klik halaman berikutnya.
(aid/fdl)