Setelah dua tahun terakhir terkena dampak pandemi COVID-19 hingga kondisi geopolitik dunia, Indonesia perlahan mulai bangkit. Salah satunya ditunjukkan dari pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2022 hingga kembali digenjotnya sejumlah kebijakan dalam mengatasi masalah iklim-digitalisasi.
"Meskipun Indonesia menghadapi kesulitan yang signifikan, kami telah berhasil mengendalikan ekonomi menuju pertumbuhan hingga 5,1% pada kuartal pertama tahun ini. Bahkan, kami mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi daripada anggota G20 lainnya, termasuk Jerman dan China," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis, Rabu (1/6/2022).
Airlangga mengungkap Indonesia tengah berada di titik balik yang dapat menjadi peluang untuk kembali membangun dunia yang lebih baik bagi masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam menggenjot peluang yang ada, Airlangga mengatakan pihaknya senantiasa melakukan pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan guna memprioritaskan masyarakat dan berinvestasi pada masyarakat. Pendekatan yang telah diterapkan selama menghadapi krisis ini juga diberlakukan dalam mengatasi masalah iklim lewat berbagai kebijakan lingkungan.
Ia menjelaskan dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia semakin dihadapkan pada kenyataan akan perubahaan iklim yang menjadi masalah nasional maupun global. Menurutnya, banyak masyarakat yang mulai menghadapi ancaman nyata atas hidup dan mata pencahariannya karena cuaca ekstrem dan kenaikan suhu.
"Meskipun kami tidak selalu menjadi pemimpin global dalam aksi lingkungan, kami berkomitmen penuh untuk memenuhi tanggung jawab global melalui aksi nyata. Dalam dua tahun terakhir misalnya, kami telah mengurangi deforestasi hingga 80%. Ini menjadi bukti kemampuan Indonesia dalam membuat perubahan yang langgeng dalam waktu singkat," jelasnya.
Selain mengatasi ancaman nyata bagi masyarakat, Airlangga menilai kebijakan terkait lingkungan juga membuka peluang lain untuk berinvestasi dalam energi baru dan terbarukan (EBT). Khususnya, guna mengeksplorasi sumber daya alternatif dan melakukan penghijauan ekonomi. Hal ini pun dinilai dapat membuka jutaan pekerjaan baru yang ramah lingkungan untuk masyarakat.
Selain itu, Airlangga juga menjelaskan Indonesia tak mau ketinggalan menggenjot peluang digitalisasi ekonomi yang kini menjadi sebuah keniscayaan.
"Teknologi adalah pintu gerbang peluang di dunia modern. Dengan berinvestasi pada infrastruktur dan keterampilan digital, kami berupaya memberdayakan generasi penerus bangsa Indonesia untuk berkembang di masa depan," tuturnya.
Lebih lanjut, Airlangga merinci dalam 15 tahun ke depan Indonesia akan berupaya menciptakan 9 juta pekerjaan baru dengan berinvestasi dalam pendidikan sains dan teknologi. Tak hanya itu, pemerintah juga berupaya memperluas jaringan 5G dan memanfaatkan teknologi satelit untuk meningkatkan konektivitas di seluruh negara hingga ke tempat yang paling sulit dijangkau.
"Saya sangat yakin bahwa dengan menerapkan pendekatan yang lebih berfokus pada manusia dalam pembuatan kebijakan, kami dapat memberikan perubahan nyata bersama sebagai komunitas internasional selama beberapa dekade mendatang," tandasnya.
Adapun pendekatan yang inklusif dan berkelanjutan ini juga diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan dan kerja sama di seluruh dunia untuk bangkit bersama. Ia juga menegaskan komitmen untuk terus menerapkan kebijakan yang berpihak pada masyarakat. Baik dalam kepemimpinan Indonesia di G20 2022, ASEAN di 2023, hingga Global Crisis Response Group serta beragam keterlibatan bilateral dan multilateral.
"Melihat peluang di masa depan, saya yakin Indonesia dan dunia dapat bangkit dari pandemi ini dengan lebih kuat dari sebelumnya. Apalagi jika kita bersatu sebagai keluarga global, harapan ini pun akan berada dalam jangkauan. Recover together, recover stronger," pungkasnya.
(prf/hns)