Geber Cuan, Tiphone Mulai Ikut-ikutan Jual Token Listrik

Tim detikcom - detikFinance
Rabu, 01 Jun 2022 13:16 WIB
Foto: ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Jakarta -

PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) membidik bisnis voucher dan kartu perdana hingga token listrik. Strategi ini dilakukan agar perusahaan terus tumbuh.

Presiden Direktur TELE, Lily Salim menjelaskan perseroan akan fokus menata kembali bisnis, setelah dicapainya kesepakatan damai dengan kreditur dan obligor sehingga kembali mendapat kepercayaan konsumen dan mitra usaha.

"Kami akan kembali tumbuh dengan tiga fokus utama yang telah ditekuni dan berpeluang mengungkit kinerja perseroan tahun ini dan masa yang akan datang," kata dia, Rabu (1/6/2022).

Tiga fokus utama itu terdiri dari bisnis voucher dan kartu perdana yang merupakan kegiatan usaha utama perseroan yang memberikan kontribusi pendapatan 90% .Perseroan mendistribusikan voucher dari operator Telkomsel.

Fokus kedua, distribusi token listrik PLN, seiring dengan telah ditunjuknya perseroan sebagai distributor tunggal penjualan token listrik PLN oleh PT Lintas selaku mitra PLN. "Kami akan menambah mitra mitra untuk menjual token listrik PLN," tegas Lily.

Fokus ketiga yaitu menjadi layanan switching Telkomsel dan sedang dalam tahap final pembicaraan dengan para mitra.

"Sudah ada beberapa calon mitra channel yang bersedia menjadi mitra channel TELE dan Saat ini masih menunggu surat persetujuan pengalihan yang di ajukan oleh mitra channel kepada TELE," jelas dia.

Pada kinerja kuartal I-2022, perusahaan mengantongi pendapatan Rp 744,5 miliar atau naik 157% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp289,8 miliar. Pendapatan itu ditopang penjualan voucher Rp 743,37 miliar, atau 99,9% dari total pendapatan kuartal I-2022.

Seiring dengan peningkatan penjualan, perseroan membukukan beban usaha sebesar Rp 755,2 miliar. Sedangkan rugi usaha dapat ditekan menjadi Rp 10,71 miliar dibandingkan kuartal I-2021 sebesar Rp 14,3 miliar. Rugi bersih dapat ditekan menjadi Rp 20 miliar pada akhir 2022.

Sementara aset mengalami perubahan menjadi Rp 207 miliar karena liabilitas jangka pendek turun menjadi Rp 278,6 miliar dari Rp 283,5 miliar pada akhir Desember 2021.




(fdl/fdl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork