Malaysia Larang Ekspor Ayam, Singapura 'Kebakaran Jenggot'!

Malaysia Larang Ekspor Ayam, Singapura 'Kebakaran Jenggot'!

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 01 Jun 2022 15:10 WIB
Chickens are seen in a poultry farm in Temerloh in Malaysias Pahang state on May 31, 2022. - Malaysia will halt the export of 3.6 million chickens a month from June 1 onwards, amid surging prices and supply concerns, Prime Minister Ismail Sabri Yaakob said on May 23. (Photo by Mohd RASFAN / AFP) (Photo by MOHD RASFAN/AFP via Getty Images)
Malaysia Larang Ekspor Ayam Bikin Singapura Kelabakan! Foto: AFP via Getty Images/MOHD RASFAN
Jakarta - Malaysia melarang ekspor ayam 3,6 juta per bulan mulai 1 Juni 2022. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan pasokan dalam negeri dan menahan lonjakan harga.

Kebijakan itu sangat berdampak bagi Singapura, di mana sumber sepertiga unggasnya berasal dari Malaysia. Hampir semua ayam diimpor hidup-hidup ke Singapura, di mana mereka disembelih dan didinginkan.

"Pemerintah memandang serius persoalan pasokan ayam dan kenaikan harga yang berdampak pada masyarakat," kata Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob dikutip dari The Strait Times, Rabu (1/6/2022).

Penjual ayam memperkirakan harga daging ayam beku bisa naik hingga 30%, yang dapat memicu kenaikan pada makanan dengan hidangan ayam. Sebelum larangan itu diberlakukan, konsumen Singapura telah lebih dulu membeli ayam segar.

Pemerintah Singapura telah mendesak konsumen untuk beralih ke ayam beku dan daging alternatif lainnya. Di sisi lain, negara tersebut sedang menjajaki pasar baru untuk mendapat pasokan ayam segar.

Malaysia melarang ekspor ayam ketika negara-negara di seluruh dunia sedang bergulat dengan melonjaknya harga pangan yang sebagian besar didorong oleh perang Rusia-Ukraina. Ukraina adalah pengekspor utama jagung dan biji-bijian yang merupakan komponen utama pakan ayam.

Selain larangan ekspor, Malaysia juga menghapus izin impor ayam dan makanan lainnya untuk meningkatkan pasokan makanan dan menekan harga. Ini sebelumnya telah membatasi harga ayam dan mengalokasikan subsidi untuk petani yang tertekan oleh kenaikan biaya pakan ayam, sebagian disebabkan oleh melemahnya mata uang Malaysia.

Larangan ekspor ayam tidak hanya menimbulkan kekhawatiran di Singapura, tetapi juga mengganggu peternak unggas kecil Malaysia yang memasok ke Singapura untuk membantu menjaga operasi mereka tetap berjalan.

Pemerintah Malaysia tidak mengatakan berapa lama larangan ekspor akan berlangsung, tetapi para pejabat memperkirakan pasokan dan harga akan normal dalam waktu satu bulan. (aid/fdl)


Hide Ads