.webp)
Kekayaan kolektif dari 50 orang terkaya di Jepang versi Forbes 2022, menyusut menjadi US$ 170 miliar atau setara Rp 2.465 triliun (asumsi kurs Rp 14.500).
Melonjaknya harga energi dan komoditas, serta gangguan rantai pasokan, disinyalir menjadi alasan susutnya kekayaan orang terkaya di Jepang itu. Sehingga, situasi itu menghancurkan harapan Jepang untuk meningkatkan tingkat ekonomi mereka.
Dilansir dari laman Forbes, Kamis (2/6/2022), nilai mata uang Yen turun 17% terhadap dolar sejak kekayaan terakhir itu menyusut diukur pada April 2021. Tidak hanya itu, hal itu juga meluas ke pasar saham, dengan indeks saham acuan Nikkei 225 turun 12% pada periode yang sama. Jadi secara keseluruhan, kekayaan 38 anggota dalam daftar itu turun dari tahun 2021.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pendiri Uniqlo, salah satu brand pakaian terkenal asal Jepang Tadashi Yanai, yang juga merupakan orang terkaya di Jepang 2021, kekayaannya turun 44% menjadi US$ 23,6 miliar setara Rp 33,3 triliun.
Hal itu diakibatkan karena dampak penurunan penjualan di pasar domestik dan di China. Ini tentu saja mempengaruhi saham Fast Retailing miliknya, yang merupakan induk dari rantai toko Uniqlo.
Takemitsu Takizaki, pendiri pembuat sensor Keyence kekayaannya juga turun US$ 4,2 miliar dari tahun lalu. Ada juga pendiri dan CEO SoftBank Group Masayoshi Son, yang kekayaan bersihnya turun lebih dari setengahnya menjadi US$ 21,1 miliar.
Selain, Yanai, Takazaki dan Masayoshi belasan konglomerat Jepang yang masuk daftar orang terkaya di sana juga mengalami penurunan jumlah kekayaan yang cukup signifikan, yakni lebih dari US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun.
Lihat juga video 'Kebolehan Robot Kambing Jepang yang Bakal Bertugas di Pedesaan':
