Kementan Lapor Capaian Kinerja, DPR Ragu Datanya Benar!

Kementan Lapor Capaian Kinerja, DPR Ragu Datanya Benar!

Ilyas Fadilah - detikFinance
Kamis, 02 Jun 2022 15:34 WIB
Ladang Jagung
Foto: Kementan
Jakarta -

Komisi IV DPR RI mempertanyakan data pencapaian produksi yang disajikan Kementerian Pertanian (Kementan). Menurut DPR, anggaran kementan terus dipangkas namun data produksi mengalami peningkatan.

Ketua Komisi IV DPR RI Sudin menyatakan dengan anggaran Rp 16,3 triliun di tahun 2021, target produktivitas padi mencapai 55 juta ton. Saat anggaran diturunkan ke Rp 14,66 triliun, produktivitas padi justru meningkat jadi 55,7 ton.

Anggaran 2023 kembali turun jadi Rp 13,7 triliun dan produksi padi tetap 55,7 ton. Data kenaikan produksi juga terjadi untuk komoditas lain seperti jagung, daging, dan lain-lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi anggarannya turun,produksinya naik. kalo gitu nanti kita minta aja kesimpulan rapat minta ke Kementerian keuangan, Bappenas supaya jangan 13,6 triliun," kata Sudin dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Kementan, Kamis (2/6/2022).

Sudin berpendapat jika data dari Kementan adalah hasil copy-paste. Presentasinya hanya dinaikkan sehingga tidak akurat dan sesuai dengan fakta di lapangan.

ADVERTISEMENT

Sindiran lain datang dari anggota komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi yang menyebut Kementan sebagai bagian dari tujuh keajaiban dunia.

"Bidang pertanian itu bidang yang masuk dalam 7 keajaiban dunia. Apa itu ajaibnya? meski anggarannya terus mengalami pemotongan tapi produktivitas terus meningkat," katanya.

Sebelumnya Mentan Syahrul Yasin Limpo menyatakan hanya sektor pertanian yang naik selama pandemi. Inflasi terendah di Indonesia karena pertanian berhasil survive dari kondisi tersebut.

Selain masalah anggaran, DPR turut menyindir Kementan soal hasil kunjungan dari Brazil terkait Penyakit Kuku dan Mulut (PMK). Sudin menyebut Kementan belajar dari negara yang tdak terbukti berhasil mengatasi PMK.

"Hasilnya itu belajar sama orang yang nggak punya kemampuan. Brazil itu secara country masih PMK, kenapa nggak belajar ke Australia yang lebih dekat, yang sudah bebas PMK?" ungkap Sudin.

(dna/dna)

Hide Ads