Malaysia mulai 1 Juni 2022 menyetop ekspor ayam 3,6 juta per bulan. Kebijakan itu dilakukan untuk meningkatkan pasokan di dalam negeri.
Kebijakan itu berimbas kepada Singapura. Negara itu ketergantungan ayam dari Malaysia karena sebanyak sepertiga unggas diimpor dari negeri Jiran itu.
Apakah Indonesia berpotensi membantu Singapura memenuhi kebutuhan ayam di sana?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nusantara (PPRN) Alvino Antonio mengatakan Indonesia memiliki potensi untuk mengekspor ayam ke Singapura. Potensi itu karena melihat oversupply ayam di Indonesia yang mencapai 30 juta ekor per minggunya. Artinya kalau sebulan ada 4 minggu, kurang lebih pasokan ayam Indonesia mencapai 120 juta ekor per bulannya.
"Potensi itu ada. Indonesia kan over suplainya sekitar per minggu itu sekitar 30 juta ekor ayam. Berarti tonase 45 juta kilo, kurang lebih sekitar 45.000 ton seminggu. Kalau sebulan itu sekitar hampir 180.000 ton. Berarti kan ini masih bisa diekspor," ungkapnya kepada detikcom, Jumat (3/6/2022).
Namun, Alvino mengatakan kendala yang dialami Indonesia selama ini terkait harga yang lebih mahal dari Malaysia. Jika dibandingkan, harga pokok produksi (HPP) di Malaysia sekitar Rp 14.000-15.000 per kilogram (kg), sementara Indonesia HPP-nya Rp 16.000-17.000/kg.
"Kalau kualitas dan jumlahnya itu bisa (ekspor) namun dari segi harga karena harga kita itu tinggi. Contohnya jagung (pakan ternak) kita masih tinggi. Dari dulu kita nggak bisa masuk (ekspor) karena alasannya harga," ungkapnya.
Alvino menyebutkan, potensi ekspor ini bisa dilakukan terutama bagi penanam modal asing (PMA) yang selama ini menjadi pesaing peternak rakyat mandiri di dalam negeri.
"PMA itu daripada bersaing di dalam negeri dengan peternak rakyat mandiri lebih baik ekspor bersaing dengan Malaysia. Mereka bisa bersaing dengan kita dengan HPP Rp 9.000, seharusnya bisa bersaing dengan Malaysia, daripada merusak pasar dalam negeri, masuk ke pasar becek," jelasnya.
Sementara peternak rakyat mandiri, menurut Alvino bisa melakukan ekspor jika pemerintah memfasilitasi modal kerja untuk pembiayaan kepada peternak.
"Peternak rakyat mandiri bisa ekspor asal ada campur tangan pemerintah dalam hal pendanaan. Pastikan Singapura nggak mungkin bayar cepat, ada tempo. Pemerintah harus memfasilitasi LC atau modal kerja itu," terangnya.
(zlf/zlf)