Startup di RI Baru Seumur Jagung Kini Dilanda Badai PHK

Startup di RI Baru Seumur Jagung Kini Dilanda Badai PHK

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 05 Jun 2022 14:01 WIB
Ilustrasi PHK
Foto: Ilustrasi PHK (Tim Infografis: Zaki Alfarabi)

Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat (AS) belum lama ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan menyebut Indonesia memiliki 2 decacorn dan 8 unicorn.

Namun, di tengah perkembangan yang pesat tersebut badai pemutusan hubungan kerja (PHK) melanda startup. Sejumlah startup diketahui melakukan PHK di waktu yang hampir berdekatan. Perusahaan itu sebut saja LinkAja, Zenius Education, Fabelio, dan lain-lain.

Eddi menilai, hal itu terjadi karena likuiditas berkurang. Dia menjelaskan investor sebelumnya jor-joran menyuntik modal ke startup. Namun karena inflasi yang tinggi membuat sejumlah bank sentral menaikkan suku bunga acuannya. Hal itu membuat biaya modal menjadi tinggi dan likuiditas pun berkurang. Kondisi ini membuat investor pilih-pilih untuk menggelontorkan modalnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau likuditas berkurang, berarti kan investor makin pilih-pilih nih. Jadinya startup tadinya gampang mendapat investasi sekarang jadi tidak gampang. Uang yang mereka saat ini miliki harus diirit-irit sampai pendanaan berikutnya," ujarnya.

Di sisi lain, startup biasanya 'bakar uang' untuk menggaet konsumennya. Menurutnya, bakar uang sebenarnya hal yang wajar tapi tergantung dari durasinya. Jika bakar uang berkepanjangan maka akan membuat perusahaan menjadi tidak sehat.

ADVERTISEMENT

Lanjutnya, dengan suntikan modal yang terbatas tersebut maka startup harus melakukan efisiensi, salah satunya dengan melakukan PHK.

"Misalnya ada uang startup cukup untuk 6 bulan yaitu harus sekarang dipanjangin menjadi 12 bulan. Caranya bagaimana ya melakukan efisiensi. Efisien itu apa aja, contohnya yang mengurangi marketing budget, menunda peluncuran produk baru, menunda ekspansi ke daerah baru, termasuk melakukan PHK," teranganya.


Hide Ads