Benarkan Karyawan Startup Digaji Fantastis?

Benarkan Karyawan Startup Digaji Fantastis?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Rabu, 08 Jun 2022 11:33 WIB
smart confidence asian startup entrepreneur business owner businessman smile hand use smartphone woking in office background
Ilustrasi Karyawan Startup/Foto: Getty Images/iStockphoto/whyframestudio

Nyatanya untuk sekarang ini kondisi perusahaan-perusahaan startup tidak sebaik dulu. Kondisi ekonomi makro yang buruk hingga reorganisasi Sumber Daya Manusia (SDM) membuat banyak perusahaan startup terpaksa harus melakukan PHK masal.

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi mengatakan saat ini banyak startup kesulitan mencari pendanaan baru karena investor makin selektif dalam memilih startup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini pendanaan untuk startup kian sulit apalagi startup yang mengembangkan layanan yang sudah banyak diberikan seperti transportasi online, digital payment, edutech, e-commerce dan lainnya," kata Heru kepada detikcom, Minggu (29/5/2022).

Dengan sulitnya mendapatkan pendanaan baru, maka efisiensi menjadi langkah yang harus diambil. Langkah itu lah yang baru-baru ini dilakukan LinkAja, Zenius, SiCepat, hingga JD.ID.

ADVERTISEMENT

Dengan kondisi ini, Heru menilai citra startup yang memberi gaji tinggi dan fasilitas memadai bagi karyawan harus mulai dikurangi. Pasalnya startup harus tetap 'bakar uang' jika mau bertahan dan terus mendulang konsumen.

"Pencitraan gaji tinggi dan fasilitas mewah di startup saatnya dikurangi. Saat ini di masyarakat terjadi penurunan daya beli apalagi banyak kebutuhan utama naik seperti harga BBM, gas, minyak goreng dan lainnya sehingga ada prioritas dan perubahan perilaku masyarakat. Berbelanja, beli makanan atau hal yang tidak prioritas akan dikurangi sehingga startup yang memberikan layanan terkait daya beli masyarakat akan terkoreksi," tuturnya.


(fdl/fdl)

Hide Ads