3 Fakta Soal Luhut Tunda Wacana Tiket Naik Candi Borobudur Rp 750.000

3 Fakta Soal Luhut Tunda Wacana Tiket Naik Candi Borobudur Rp 750.000

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 09 Jun 2022 21:00 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: Luhut Binsar Pandjaitan (Rolando/detikcom)
Jakarta -

Wacana pengenaan tiket naik Candi Borobudur Rp 750.000 ditunda. Hal itu disampaikan oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Awalnya, wacana ini dikemukakan sendiri oleh Luhut. Dia bilang sudah ada kesepakatan memberikan tarif untuk naik Candi Borobudur sebesar Rp 750.000 per orang untuk turis domestik dan tarif Khusus pelajar Rp 5.000. Sementara itu untuk wisatawan asing tarif dipatok sebesar US$ 100 per orang.

Mengapa wacana tarif Rp 750.000 naik Candi Borobudur ditunda? Berikut 3 faktanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Jadi Keributan di Tengah Masyarakat

Menurutnya karena banyak ribut di tengah masyarakat akhirnya hal itu ditunda. Padahal, Luhut bilang kebijakan tiket selangit itu didapat dari studi yang komprehensif. Bahkan, UNESCO pun diajak bicara.

"Jadi mengenai Borobudur itu kita studi komprehensif, UNESCO itu di situ, dan angka itu keluar. Karena ribut-ribut semua ya udah deh, tunda aja dulu deh, nanti kita laporkan lagi," ungkap Luhut dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR, Kamis (9/6/2022).

ADVERTISEMENT

Dia pun mengklaim harga sebesar itu sudah dibandingkan dengan tempat wisata serupa Borobudur di seluruh dunia. Menurutnya, di tempat wisata bersejarah lainnya di dunia tiket masuknya memang mahal.

"Itu sudah kita bandingkan dengan seluruh dunia, ya harganya kira-kira segitu," ujar Luhut kepada wartawan setelah melakukan rapat kerja.

2. Tarif Dievaluasi Setahun

Luhut mengatakan saat ini wacana penerapan tiket naik Candi Borobudur akan dievaluasi lagi, setidaknya dalam setahun ke depan. Salah satunya agar masyarakat bisa lebih paham alasan pemerintah mematok tiket naik Candi Borobudur dengan harga yang mahal.

"Iya (ditunda) sampai kita lihat nanti masyarakat sosialisasi paham. Sekarang kan sudah beranu, itu berjalan malah makin banyak yang paham. Yang tadinya nyinyir nanti sudah makin paham," ungkap Luhut.

Lalu, apakah dengan evaluasi ini harga tiket bisa turun? Luhut enggan bicara soal masalah itu, yang jelas pihaknya akan mendengar saran apapun dari masyarakat.

"Ya kita liat nanti, kita dengarkan lagi pendapat masyarakat. Jadi kita jangan jadi bangsa yang nyinyir gitu lho," kata Luhut.

Baca di halaman selanjutnya untuk mengetahui curhatan Luhut urus Borobudur.

3. Curhatan Luhut Urus Borobudur

Dia juga sempat curhat terus menerus dikritik soal masalah Candi Borobudur. Padahal menurutnya mengurus Borobudur menjadi salah satu tugasnya, pasalnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berada di bawah koordinasinya.

"Saya terus dikritik padahal itu proses banyak. Borobudur kan itu pariwisata ya, koordinasi ke (Kementerian) Pariwisata ke saya pak, ada PUPERA (Kementerian PUPR) juga. Memang Kemen Pendidikan belum di saya, cuma kan mesti diintegrasi," papar Luhut.

Mantan Menkopolhukam itu juga sempat meminta pengertian kepada anggota dewan jangan langsung asal bicara bila ada isu-isu yang menyangkut dengan dirinya. Dia mengatakan seringkali merasa 'terserang' dengan komentar anggota DPR pada berbagai isu yang menyangkut dirinya.

Menurutnya apabila ada masalah mengemuka yang berhubungan dengan dirinya, lebih baik anggota dewan langsung menanyakan langsung kepada dirinya.

"Kadang juga, maaf teman-teman bapak ibu juga kritik saya kayak nembak 12 pas. Tapi nggak tahu masalahnya. Jadi kalau boleh lain kali telpon saya aja kalau ada masalahnya," ungkap Luhut.

"Jangan lah menyerang saya untuk cari popularitas, saya hanya pelaksana aja pak, saya nggak lakukan semau-mau saya, semua yang dikerjakan basisnya studi dan data pak," pungkasnya.


Hide Ads