Jadi Primadona buat Thrifting, dari Mana Asalnya Baju Bekas di Pasar Senen?

Jadi Primadona buat Thrifting, dari Mana Asalnya Baju Bekas di Pasar Senen?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Senin, 13 Jun 2022 14:43 WIB
Salah satu lokasi yang cukup terkenal dan jadi lokasi utama berburu para thrifter adalah Pasar Senen. Sebelum istilah thrifting tenar di kalangan anak muda, pasar ini memang sudah tersohor sebagai penyuplai pakaian bekas.
Foto: Ilyas F
Jakarta -

Pasar Senen adalah surganya pecinta thrifting di Jakarta. Pasar ini menjadi alternatif bagi penikmat fashion yang gemar berburu pakaian branded dengan harga miring.

Jika beruntung pengunjung bisa membawa pulang brand fashion populer dunia seperti GAP, Zara, H&M dan lainnya. Produk tersebut tentu saja dapat dibungkus dengan harga yang ramah di kantong, yaitu mulai dari Rp 35 ribu saja.

Pasar Senen memang selalu menyediakan kebutuhan fashion, khususnya bagi pecinta thrifting. Lantas, dari mana pakaian impor ini berasal?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari keterangan pedagang, mayoritas baju bekas impor berasal dari Jepang dan Korea Selatan. "Kita banyaknya dari Jepang sama Korea. Makanya kalau lagi nyortir baju apa celana, suka nemu orang Korea di sakunya, " ujar salah satu pedagang kepada detikcom, Senin (13/6/2022).

Selain Jepang dan Korea Selatan, beberapa jenis pakaian bekas ada yang berasal dari Amerika Serikat (AS). "Dari Amerika ada, tapi paling nyelip satu dua," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Menurut pedagang baju bekas impor dipasok dari agen di Pasar Senen. "Ini ball-nya ada yang nyediain di (lantai) atas sama di bawah. Isinya bisa 300-500 satu ball-nya. Tapi kalo jaket nggak sampe segitu, paling 200-an," jelas Ajis, salah satu pedagang di Pasar Senen.

Tidak semua pakaian di ball tersebut bisa dijual sepenuhnya. Tak jarang Ajis hanya berhasil menjual setengahnya karena faktor kelayakan.

Ball baju bekas impor dihargai antara Rp 5 juta sampai Rp 7 jutaan. Jika penjualan ramai, pedagang bisa mendapat omzet belasan juta per satu hari.

"Kita ditarget sama bos, satu hari minimal Rp 1 juta," ungkap Ajis. Menurutnya, target tersebut bisa dicapai jika pengunjung sedang ramai, terutama di hari Sabtu dan Minggu.

Sebagai informasi, impor baju bekas sebenarnya dilarang pemerintah. Namun, pedagang mengaku tetap berjualan demi bisa bertahan hidup.

Adapun aturan ini adalah sesuai dengan Permendag No 51/M-DAG/PER/7/ impor pakaian bekas dilarang, dan yang sudah masuk harus dimusnahkan. Hal itu juga diatur dalam UU No 7 tahun 2014 tentang perdagangan.

(dna/dna)

Hide Ads