Pusat perbelanjaan Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat telah selesai direnovasi. Sarinah kini tampak lebih modern dibanding dengan sebelumnya. Meski kondisinya jauh lebih baik, Sarinah tak lepas dari kritik.
Anggota Komisi VI Fraksi Partai Nasdem Rudi Hartono Bangun menilai, Sarinah memamerkan produk fashion tapi tak ada yang beli. Ia menilai, produk itu menyasar menengah atas.
"Saya melihat Sarinah Jakarta itu memamerkan baju pakaian fashion-fashion tapi nggak ada beli pak. Saya pun mau masuk mau beli, gayanya, stylenya agak tinggi loh itu pak. Kalau saya lihat menegah ke atas itu," katanya dalam rapat dengar pendapat di Komisi VI, Rabu (15/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seharusnya, kata dia, Sarinah seperti dulu yang menjual barang dengan beberapa macam kualitas. Tambahnya, jika Sarinah terus begitu maka hanya akan menghabiskan biaya.
"Dan saya lihat, saya bukan pesimis pak, itu nanti habis biaya saja itu. Contoh Sarinah Jakarta orang hanya selfie aja itu," ungkapnya.
Anggota Komisi VI Fraksi PDI Perjuangan Darmadi Durianto mengapresiasi kondisi Sarinah yang lebih bagus. Namun, ia mempertanyakan model bisnis yang sekarang. Sebab, banyak orang bicara tak mampu beli di Sarinah karena mahal.
"Model bisnis kaya gini harus jelaskan pada kami karena mau minta penambahan dan sebagainya, ini sustainable nggak? Ramai karena awal-awal, belakangan nanti sepi nggak ini? Ini kan butuh keberlanjutan," ujarnya.
"Ini penting karena ada yang bilang yang ramai cuma kulinernya aja, yang lainnya sepi. Ini kan perlu dianalisis, atau orang datang ke sana hanya untuk foto-foto aja, piknik. Nah ini nggak sustainable karena nilai ekonomisnya nggak jalan nanti," tambahnya.
(acd/dna)