Sarinah Disentil Karena Jual Barang Kemahalan yang Bikin Sepi, Benarkah?

Kholida Qothrunnada - detikFinance
Jumat, 17 Jun 2022 13:28 WIB
Foto: Kholida Qothrunnada
Jakarta -

Anggota Komisi VI Fraksi Partai Nasdem, Rudi Hartono Bangun menilai pusat perbelanjaan Sarinah yang baru menjual barang-barang terlampau mahal. Dia khawatir, Sarinah baru tak bakal seramai yang dulu lantaran barang yang dijual hanya mampu dibeli oleh kalangan atas.

"Saya melihat Sarinah Jakarta itu memamerkan baju pakaian fashion-fashion tapi nggak ada beli, Pak. Saya pun mau masuk mau beli, gayanya, style-nya agak tinggi loh itu pak. Kalau saya lihat menegah ke atas itu," katanya dalam rapat dengar pendapat di Komisi VI, Rabu (15/6/2022).

Dia khawatir, Sarinah hanya jadi tempat berfoto saja tapi tidak ada yang membeli barang di sana. Keramaian Sarinah pun dipertanyakan keberlanjutannya.

Lantas, benarkah Sarinah yang baru hanya sekadar disinggahi saja tanpa ada yang belanja? Memangnya seberapa mahal barang-barang yang dijual di sana?

Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi, Jumat (17/6/2022), dari jam 10 pagi hingga siang sebelum salat Jumat, memang jumlah orang yang berkunjung masih dapat dihitung dengan jari. Menurut keterangan satpam setempat, Sarinah baru mulai ramai saat siang hari menjelang jam istirahat makan siang para pekerja kantoran yang ada di sekitar Sarinah.

"Ramainya kalau weekend, dari pagi sampai malam," katanya kepada detikcom.

Mereka yang datang berkunjung juga rata-rata terbilang berpakaian modis dan rapi. Pengunjung yang datang kebanyakan merupakan kaum hawa.

Suasana pusat perbelanjaan Sarinah Foto: Kholida Qothrunnada
Suasana pusat perbelanjaan Sarinah Foto: Kholida Qothrunnada

Pantauan detikcom di sejumlah lantai, ada saja orang yang sedang berkeliling melihat barang yang dipamerkan di Sarinah. Misalnya di area gerai pakaian yang dipenuhi produk-produk pakaian etnik dan batik yang harganya memang lebih mahal jika dibandingkan Anda berbelanja ke Tanah Abang atau Thamrin City.

Sebuah cardigan misalnya dibanderol dengan harga Rp 900 ribu. Sementara pakaian yang terbuat dari tenun NTT dijual dengan kisaran harga Rp 900 ribuan hingga jutaan rupiah.

Sementara kemaja batik pria dijual ada yang dijual mulai harga Rp 750 ribuan. Kemeja batik yang dijual bahkan bisa mencapai Rp 9 jutaan yang dibuat dengan bahan sutra.

Salah seorang pramuniaga yang bertugas mengamini bahwa harga pakaian yang dijual memang terbilang lebih tinggi dibandingkan pusat perbelanjaan pada umumnya. Alasannya, katanya karena produk yang dijual autentik dan buatan tangan yang dibuat secara terbatas.

"Iya mungkin agak mahal ya karena kita ada kualitas juga. Kalau buat kalangan ke bawah ya bisa dibilang harga segitu berat," katanya.

Namun dia menampik jika produk yang dijual tidak laku. "Setiap hari paling tidak ada satu atau dua produk yang laku," ujarnya.

Suasana pusat perbelanjaan Sarinah Foto: Kholida Qothrunnada

Benar saja, suasana berbanding terbalik saat jam makan siang di Sarinah, tepatnya pada area foodcourt. Para pengunjung bahkan rela antre membeli makanan yang mereka incar.



Simak Video "Melihat Wajah Baru Mal Sarinah Setelah Hampir 2 Tahun Tutup"

(eds/eds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork