Harga cabai-cabaian yang melambung tinggi hingga mencapai Rp 130 ribu per kg di DKI Jakarta membuat masyarakat resah, tak terkecuali para pedagang gorengan. Hal ini membuat mereka rela mengurangi untung demi tetap memberikan para pembelinya beberapa batang cabai rawit.
Ade, salah satu pedagang gorengan di kawasan Pasar Tebet Timur tetap mempertahankan idealismenya untuk menyajikan cabai rawit di setiap pesanan gorenganya. Hal ini ia lakukan agar para pembelinya tidak merasa kecewa.
"Masih pake. Soalnya kan banyak yang ngga jadi beli kalo nggak pakai. Dari pada konsumennya kecewa," ujar Ade kepada detikcom, Selasa (21/06/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika ditemui detikcom, Ade menunjukkan satu kotak cabai rawit putih yang ia gunakan sebagai pendamping sajian gorengannya. Dia mengaku menggunakan cabai rawit putih untuk menurunkan modalnya.
"Ini saya pake cabe rawit putih Rp 50 ribu per kg beli di pasar induk. Yah versi murahnya rawit lah. Kalo beli di sini (Pasar Tebet Timur) bisa sampe Rp 70 ribuan," tambahnya.
Ade mengaku demi tetap menyajikan cabai rawit, keuntungannya turun hingga 30%. Penurunan ini bukan hanya disebabkan oleh harga cabai, tetapi juga harga bahan baku gorengam yang serempak ikut naik.
"Paling turunnya 30%. Karena yang mahal bukan cabe doang tapi semua sayuran. Sampe bahan pokoknya juga naik semua, terigu yang biasanya 8.500 per kg jadi 10.000," ujar Ade.
Setiap harinya, Ade biasa membeli cabai rawit sebanyak 2 kg. Namun karena kenaikan ini, 1 kg cabai bisa ia gunakan untuk 2 sampai 3 hari. Dia pun turut membatasi jumlah cabai yang ia berikan di setiap pesanan gorengannya.
"Aduh bukan pusing lagi (karena bahan baku naik). Ngga apa-apa ngorbanin untung, daripada ngga untung sama sekali. Nanti kalo dikurangin bahan kan jelek tampilannya. Konsumen jadi kecewa juga," tutupnya.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Agus, pedagang gorengan di kawasan Stasiun Tebet. Dia pun lebih memilih untuk mengurangi keuntungannya ketimbang harus kehilangan pelanggan.
"Masih terus pakai rawit karena banyak yang nanyain. Katanya (pelanggan) kalau ngga pakai cabai jadii kurang enak," ujar Agus.
Agus biasa membeli cabai rawit hijau untuk pendamping gorengannya itu sebanyak 3/4 kg. Karena lonjakan harga itu, kini dirinya hanya memei sekitar 1/2 kg untuk satu hari.
"Ya paling nguranginnya ke untung, karena bahannya juga pada mahal semua bukan hanya cabai. Kalau soal kualitas gorengan dan ukurannya tetap ngga berubah. Harganya masih di Rp 5 ribu dapet 4 biji," tuturnya.
Simak juga Video: Pedagang Pasar ke Mendag Zulhas: Cabai Mahal Pak!