Belakangan ramai Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, tidak ada mafia atas kelangkaan dan mahalnya minyak goreng. Pria yang akrab disapa Zulhas itupun menjelaskan maksud pernyataannya tersebut.
Zulhas mengatakan dalam permasalahan minyak goreng ini memang ada yang nakal, culas atau serakah. Namun, Zulhas tidak ingin menyebutnya sebagai mafia.
"Saya masih mengatakan ya ada yang bermain, ada yang nakal, ada yang serakah, ada yang culas, itu saja," ujarnya dalam Blak-blakan detikcom, Kamis (23/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau dikatakan mafia itu bayangan saya itu kayak film Godfather itu ya kayaknya bunuh-bunuhan, sana sini itu nggak ada menurut saya. Tetapi ada yang culas, di mana-mana ada," tambahnya.
Apalagi, prospek dari urusan minyak goreng ini dikatakan cukup menguntungkan, baik di pihak masyarakat, maupun pemerintahan. Begitupun bagi pengusaha, menurutnya juga ada yang bagus dan tidak.
"Kita ini lumayan memang 24 tahun kita reformasi ini kan banyak juga yang bagus, bahwa ada yang kurang iya. Nggak semua juga jelek, ya proporsional lah begitu. Jadi pengusaha juga ada yang bagus yang jelek ada juga. Politisi juga begitu," tutupnya.
Seperti diketahui, saat ini di Kejaksaan Agung masih berlangsung proses kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil atau CPO atau minyak goreng.
Kejaksaan Agung sendiri sebelumnya telah menetapkan 5 tersangka, termasuk pejabat Kementerian Perdagangan yakni Indrasari Wisnu Wardhana selaku Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Dirjen Daglu Kemendag). Empat tersangka lainnya merupakan dari pelaku usaha swasta.
Terbaru, Kejaksaan Agung memeriksa mantan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi kemarin, Rabu (22/6). Dalam pmeriksaan itu, Lutfi berstatus sebagai saksi.
(eds/eds)