Ketua Komisi V DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Lasarus menilai kenaikan harga tiket pesawat ada faktor dari Garuda Indonesia. Pasalnya jumlah pesawat yang ada tidak sesuai dengan permintaan masyarakat yang mulai banyak.
"Harga tiket ini mahal ada faktor Garuda juga ini. Pesawatnya kurang, permintaan banyak, armada sedikit, berlaku hukum ekonomi, mahal lah harga tiket," kata Lasarus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat Garuda Indonesia saat ini tersisa 33 unit, berbeda dengan Lion Air yang memiliki 255 pesawat. Mengingat Garuda Indonesia dinyatakan lolos dari jeratan pailit, diharapkan jumlah pesawat dapat terus ditambah.
"Sekarang Garuda nggak jadi pailit mudah-mudahan pesawatnya datang lagi banyak sehingga unitnya lebih banyak, rutenya bisa lebih banyak, kemudian pilihan bisa lebih banyak, berlaku lagi hukum ekonomi; persediaan banyak, permintaan berimbang, harga turun," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Human Capital Garuda Indonesia Arya Perwira Adileksana menjelaskan rencana jangka panjang perseroan setelah lolos dari jeratan pailit. Salah satunya yakni menambah jumlah pesawat menjadi 70 unit hingga akhir 2023.
"Saat ini di Garuda pesawat yang beroperasi 33 pesawat dari sebelumnya 142 pesawat. Kemudian di Citilink yang tadinya 51 pesawat, hari ini beroperasi 34 pesawat. Garuda akan memenuhi rencana bisnis plan paling tidak hingga akhir 2023 kami tingkatkan terus hingga 70 pesawat dan Citilink akan terus ditingkatkan terus hingga 49 pesawat," jelas Arya.
Simak Video "Video: Dirut Garuda Ungkap 3 Faktor Penyebab Harga Tiket Pesawat Mahal"
[Gambas:Video 20detik]
(aid/das)