Belum ada kejelasan apakah ekonomi Amerika Serikat (AS) bakal kembali ke statusnya seperti pra pandemi atau tidak. Hal tersebut disampaikan oleh ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam sebuah forum bank sentral di Portugal.
"Ekonomi didorong oleh kekuatan yang sangat berbeda. Kita tidak tahu apakah akan kembali seperti (pandemi), atau menuju apa yang kita punya sebelumnya," ujar Powell dikutip dari CNN, Kamis (30/6/2022).
Powell membahas bagaimana 'kekuatan baru' yang dalam hal ini pandemi telah mengubah dinamika inflasi dan lanskap ekonomi global yang mungkin terjadi selamanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak berpikir kita akan kembali ke periode inflasi rendah (pra-Covid) itu," kata Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde.
Kembali ke Powell, konflik Rusia-Ukraina dikatakannya semakin memperburuk rantai pasok dunia yang sebelumnya sudah terganggu akibat Pandemi. Konflik tersebut turut menekan ketersediaan pangan global dan meningkatkan inflasi.
Hal tersebut membuat Fed harus berperan mengamankan stabilitas harga dan menjaga ketersediaan lapangan pekerjaan. "Tugas yang berbeda dari yang kami lakukan selama 25 tahun terakhir," kata Powell.
Awal tahun ini Fed menaikkan suku bunga demi menekan inflasi terburuk AS sejak 1980-an. Awal bulan ini, Fed memilih untuk menerapkan kenaikan suku bunga tiga perempat poin, pertama kalinya sejak 1994 menyetujui kenaikan sebesar itu.
Sementara itu, analis dan ekonom khawatir dengan langkah agresif yang dilakukan Fed. Hal tersebut berpotensi mendorong ekonomi ke arah resesi dalam 12 bulan ke depan.
Powell mengatakan dia yakin ekonomi AS cukup kuat untuk menahan moderasi dalam pertumbuhan. Namun ia memperingatkan bahwa inflasi yang mengakar jauh lebih buruk daripada sekedar perlambatan ekonomi.
"Apakah ada risiko bahwa kita akan melangkah terlalu jauh (dengan kenaikan suku bunga)? Tentu saja ada resikonya. Tetapi saya tidak setuju hal itu disebut risiko terbesar bagi perekonomian," jelas Powell.
(zlf/zlf)