Industri alat kebersihan di pasar domestik masih sangat potensial. Menurut Direktur Utama PT Klinko Karya Imaji (Klinko), Anggun Supanji, tingkat persaingan di pasar domestik tidak seketat pasar internasional.
"Kita akan dominan di pasar domestik dibanding ekspor. Semenjak pandemi, pasar ekspor ada sedikit kendala, bukan dari segi demand, tapi dari segi logistik. harga peti kemas naik, tinggi sekali," kata Anggun dalam diskusinya bersama wartawan, Kamis (30/6/2022).
Terkait persaingan dengan produk impor, Anggun optimis jika alat kebersihan buatan lokal tetap dilirik masyarakat. Alasannya, produk impor cenderung punya cost mahal dan menyasar konsumen menengah ke atas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau belanja di minimarket, harganya (produk impor) jauh lebih mahal. Kita ingin memberi cost competitive, harganya tetap terjangkau," ungkap Anggun.
Di tengah perkembangan teknologi, alat kebersihan konvensional juga dianggap masih efektif. Misalnya, alat kebersihan robotik yang tidak bisa digunakan setiap lapisan masyarakat.
Baginya, perkembangan alat kebersihan berteknologi tinggi belum menjadi ancaman. Mereka menawarkan kesan modern di awal meskipun belum tentu cocok untuk semua masyarakat.
"Pertumbuhan cleaning item konvensional sulit tergantikan dengan teknologi tersebut," katanya menambahkan.
Anggun mengatakan, pemain di bidang alat kebersihan masih didominasi oleh home industri. Kebanyakan hanya fokus di satu produk dan tidak menyasar semua produk alat kebersihan. Inovasi dan pembaharuan pun belum terlihat.
Padahal, industri alat kebersihan menunjukkan pertumbuhan positif selama pandemi COVID-19. Hal ini terjadi seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan.
Sebagai informasi, Klinko merupakan produsen alat kebersihan yang memanfaatkan teknologi benang daur ulang. Produk yang dihasilkan diklaim lebih ramah lingkungan saat digunakan.
Simak Video "Video Bahlil Sebut RI Siap Ekspor Listrik ke Singapura, Total Investasi Rp 162 T"
[Gambas:Video 20detik]