Petani Ngeluh Harga TBS Murah, Zulhas Beri Solusi Naikkan Ekspor

Petani Ngeluh Harga TBS Murah, Zulhas Beri Solusi Naikkan Ekspor

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 30 Jun 2022 16:16 WIB
Petani di Lutra bakar buah sawit karena protes harga anjlok.
Foto: Istimewa
Jakarta -

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alian Zulhas dengan petani sawit dan pengusaha kelapa sawit yang tergabung dalam Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).

Pertemuan itu, dilakukan di Kantor Kementerian Perdagangan Rabu (29/6) malam. Dalam pertemuan itu, ada beberapa imbauan Kementerian Perdagangan untuk mengatasi permasalahan kelapa sawit.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan pada dasarnya petani menyampaikan bahwa belum terpenuhi permintaan dari pemerintah kepada pengusaha untuk membeli TBS Rp 1.600 per kilogram.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemerintah sudah mengimbau untuk membeli TBS Rp 1.600/kg tetapi belum bisa dibeli Rp 1.600/kg. Pertama tentu perusahaan melihat kualitas dari TBS tersebut. Mana kala misalnya ada kualitasnya turun, harga juga turun ya kan. Ceritanya itulah namanya swadaya mungkin tadi ada pola tanamnya kurang standar, pasca panennya kurang standar dengan pola binaan, sehingga ada diperhitungkan begitu," jelas Oke, kepada detikcom, Kamis (30/6/2022).

Oke pun mengatakan bahwa telah menjelaskan kepada petani dan pengusaha, bahwa kondisi ini hanya akan sementara. Pihaknya tengah terus mendorong ekspor agar tangki TBS bisa diisi lagi oleh petani. Dengan begitu harga TBS bisa naik kembali.

ADVERTISEMENT

"Kami sudah juga mengimbau supaya tidak terlalu rendah juga pembeliannya (TBS), pada dasarnya saat ini masih ada yang proses pengisiannya ke kapal, masih ada negosiasi," ungkapnya.

Untuk itu, melihat situasi saat ini, Kemendag berharap semuanya disiplin atas kebijakan pemerintah yang telah dibuat. Menurutnya, jika kebijakan pemerintah disiplin dipatuhi maka tidak akan lagi ada kelangkaan minyak goreng seperti sebelumnya.

"Kenaikan harga ini kan sebenarnya berkah untuk petani dan pelaku usaha persawitan, namun saat itu ibu-ibu yang tidak berkah harga minyak goreng tinggi. Sekarang semua harus berkontribusi. Jadi harus disiplin, jangan berusaha mengakali kebijakan pemerintah, kalau semua disiplin kemarin itu nggak ada kehilangan atau kelangkaan," ujarnya.

Untuk mengosongkan tangki CPO yang saat ini kelebihan pasokan dan menyebabkan harga TBS anjlok, pemerintah menaikkan jumlah ekspor dalam sebulan. Oke mengatakan jika biasanya hanya 2 juta ton per bulan, saat ini bisa 3,5 juta ton/bulan.

"Pemerintah sedang mempercepat ekspor DMO tetap berjalan, kami tambahkan 1,2 juta, satu bulan jadi bisa 3,5 juta ton per bulan. Padahal ekspor normalnya 2 juta ton per bulan. Jadi intinya 3,5 juta atau 3,4 juta ton CPO sudah dibuka ekspornya. Ini sedang berjalan 50%," jelasnya.

Dihubungi terpisah, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono mengatakan dalam pertemuan dengan Zulhas, intinya membahas bagaimana harga TBS petani bisa dibeli dengan harga yang lebih tinggi.

"Untuk menaikkan harga TBS harga CPO harus naik, agar harga CPO naik ekspor harus lancar," ungkapnya.

Menurutnya, pada prinsipnya pemerintah sudah mengetahui sudah permasalahan yang mengakibatkan harga rendah seperti saat ini. Menurutnya, pemerintah akan terus memonitor dan terus melakukan koordinasi dengan pelaku usaha apabila harga yg diinginkan belum tercapai.




(zlf/zlf)

Hide Ads