Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan akan mengurangi utang pemerintah hingga Rp 216 triliun. Hal itu karena pemerintah mengurangi pembiayaan utang, jumlahnya lebih rendah dari target di APBN.
Pada awal tahun, pembiayaan utang ditargetkan mencapai Rp 973 triliun. Namun, jumlahnya diturunkan pada target APBN melalui Perpres Nomor 98 Tahun 2022 menjadi Rp 943 triliun.
Nah, Sri Mulyani menjelaskan hingga akhir tahun pemerintah kemungkinan hanya melakukan pembiayaan utang sebesar Rp 757 triliun. Jumlah itu turun sangat jauh dari target awal APBN sebesar Rp 973 triliun. Dengan begitu pemerintah akan mengurangi pembiayaan utang hingga Rp 216 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembiayaan utang kita outlook sampai akhir tahun akan turun jadi Rp 750 triliun. Ini Rp 216 triliun lebih rendah, ada penurunan tajam sebanyak 22%," papar Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran di DPR RI, Jakarta Selatan, Jumat (1/7/2022).
Menurutnya, dengan ketatnya kebijakan likuiditas di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara maju lainnya dapat membuat biaya penarikan utang menjadi makin tinggi. Maka dari itu pemerintah akan mengurangi penerbitan utang baru tahun ini.
"Penurunan issue utang ini memberikan posisi Indonesia lebih aman dan baik," ungkap Sri Mulyani.
Hingga semester I-2022, dalam bahan paparan Sri Mulyani realisasi pembiayaan utang sudah mencapai Rp 191,9 triliun.
(hal/ara)