Biaya Hidup Badut Jalanan: Sewa Kostum hingga Utang Sana-sini

Liputan Khusus

Biaya Hidup Badut Jalanan: Sewa Kostum hingga Utang Sana-sini

Aulia Damayanti - detikFinance
Minggu, 03 Jul 2022 22:00 WIB
Pandemi Covid-19 mempengaruhi semua aspek kehidupan, kesehatan hingga ekonomi. Tapi di sisi lain muncul profesi baru, di antaranya badut dan manusia silver, Minggu, 3/7/2022.
Foto: Aulia Damayanti
Jakarta -

Menjadi badut jalanan bukan hal yang mudah. Dengan kostum ukuran besar, penutup kepala yang berat, harus bisa menari menghibur di tengah teriknya matahari hingga hari gelap.

Seperti halnya Rina, seorang ibu dua anak yang menjadi orang tua tunggal. Rina bercerita, sebelumnya dia turun ke jalan menjadi manusia silver.

Ide awal ketika menjadi manusia silver dari teman anaknya. Saat itu, Rina bilang pada masa awal pandemi COVID-19 pada 2020 dia dan anaknya mencoba menjadi manusia silver. Namun, beberapa bulan berjalan anaknya sempat ditangkap oleh Satpol PP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Turun jadi silver, eh kena tangkap Satpol PP karena kan ini di umur nggak boleh, ditangkap di Joglo cuma sehari nangis-nangis dia. Akhirnya dinasehati saya katanya 'ibunya anaknya kenapa turun jadi silver kan nggak baik bagi kulitnya,' saya jawab 'iya pak mau bagaimana namanya keadaan ya kan anak kecil mungkin kasian juga lihat ibunya'" tutur Rina, saat ditemui detikcom.

Kemudian, Rina sendiri juga pernah tertangkap di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan. Kejadian itu terjadi tahun kemarin saat masih menjadi manusia silver.

ADVERTISEMENT

"Lagi apes aja, daripada kita maling. Saya ditangkap kemudian ditahan sebulan, dikasih modal sih pelatihan, bikin kue, diajarin usaha apa, tetapi modal seperti itu kurang cukup," tuturnya.

Karena di daerah Tangerang Selatan menurutnya sudah rawan dengan razia, Rina diajak temannya untuk turun ke jalan di daerah Ciledug. Namun, karena sudah banyak manusia silver, dia memilih untuk menjadi badut jalanan.

Rina menjadi Badut Jalanan berkostum tokoh kartun Ipin, salah satu dari tokoh kartun Upin dan Ipin. Ibu tiga anak ini merupakan orang tua tunggal yang harus menjadi ibu rumah tangga sekaligus mencari nafkah.

Di bawah terik matahari, Rina turun ke jalan sekitar jam 10 pagi tetapi matahari saat itu sudah terasa panasnya. Dengan kostum Ipin-nya, tentu dibumbui dengan radio kecil dengan lagu dangdut.

Rina menghibur dengan kostum tersebut sembari berdendang di depan masyarakat yang hendak menunggu lampu merah.

Berapa penghasilannya? Buka halaman selanjutnya.

Dia bilang, pendapatannya sehari tidak menentu. Jika sedang ramai, sehari dia bisa mendapatkan Rp 100.000 sampai Rp 150.000. Namun, Rina mengungkap sering kali juga mendapatkan uang hanya Rp 5.000.

Pendapatan itu tidak sepenuhnya memang untuk keutuhan Rina dan keluarga, dia harus potong dengan uang sewa kostum yang dikenakan Rp 30.000 per hari. Belum lagi jika harus menyisihkan untuk uang kontrakan Rp 500 ribu/bulan.

"Ini sewa kostum Rp 30 ribu sehari sedangkan pendapatan kurang kadang gak dapat, kayak kemarin saya turun sudah habis magrib wanti-wanti karena katanya ada razia besar-besaran. Karena saya trauma baru turun setengah 6 karena sudah ada orang buta kita gantian. Saya bawa pulang hanya Rp 5.000 kemarin itu," ujar Rina saat ditemui detikcom ketika dia beristirahat.

Rina sendiri mengaku pendapatan yang dia dapatkan tidak cukup. Sambil berderai air mata, Rina mengatakan sering kali, menunggak bayar sewa kostum dan kontrakannya. Dia juga tak jarang akhirnya harus meminjam uang di koperasi keliling.

"Jadi gali lobang tutup lobang aja kita pinjam Rp 500 ribu bayar kontrakan, nanti saya cicil bayarnya Rp 20.000 per hari di koperasi keliling, kalau orang menyebutnya bank keliling. Ini saja kontrakan sudah jatuh tempo tanggal 22. Tetapi yang punya rumah mengerti kondisi saya, Sewa kostum juga paham kondisi saya begini," tuturnya, sambil mengusap air matanya.

Menurut Rina, 'ngamen' dengan kostum semakin lama orang rasanya bosan dengan liburan ini. Oleh karena itulah pendapatan memang terus menurun dan tidak menentu. Belum lagi menurutnya banyak isu yang membuat nama manusia silver dan badut jalanan rusak.

"Dengar-dengar ada polisi cari orang, karena ada kejadian kemarin ada kendaraan yang HP-nya ilang, badut dan silver ada yang maksa minta gedor-gedor kaca mobil. Jadi kita yang kena, jadi wanti-wanti dijagain Satpol PP lewat-lewat," ungkapnya.

Rina mengatakan juga ingin mendapatkan pekerjaan lain yang lebih baik. Namun, untuk saat ini masih kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan lain.

Dia bilang, sempat menjadi pembantu rumah tangga tetapi saat itu majikannya ingin dirinya tinggal di rumahnya saja. Rina mengatakan, dirinya keberatan karena memiliki dua anak yang harus diperhatikan sekolahnya setiap hari.

"Saya pernah menjadi pembantu rumah tangga, tetapi saya berat karena bos saya minta saya tinggal di rumahnya mau di bawa ke Bandung. Saya kan punya dua anak yang harus sekolah setiap pagi, adiknya masih kecil," ungkapnya.

Untuk itu, akhirnya Rina masih menggeluti pekerjaan dari badut jalanan. Meski masih banyak tunggakan yang harus dia penuhi.

"Kalau di sini kita sendiri, kalau ada pegangan uang ya bisa istirahat, kalau nggak ya saya turun ke jalan untuk jajan anak, makan, kontrakan, sewa gitu," tutupnya.


Hide Ads