Ada hikmah yang bisa dipelajari dari kesalahan promo marketing dari holywing. Pasalnya untuk membangun kembali branding yang sudah jatuh sangat sulit.
"Makanya saya kok melihat apa yang terjadi di holywing ini, berikut berikutnya akan banyak kejadian seperti ini karena memang ini konsekuensi fragmentasi media atau media yang begitu mudah didapatkan, setiap orang dapat media setiap orang punya media, setiap orang begitu mudah posting konten ke publik," ujar Pengamat marketing & managing patner inventure, Yuswohady dalam acara d'Mentor detikcom, Kamis (30/6/2022).
Pria yang akrab disapa Siwo mengatakan dalam konteks branding dan promo di perusahaan besar, seharusnya selalu quality control sebelum publikasi. Pasalnya salah langkah dalam ambil keputusan bisa menghancurkan nama brand.
"Brand yang sudah kuat itu bisa jatuh, apalagi dalam kasus holywing bisa jatuh semalem, padahal mendirikan butuh waktu sangat panjang tapi dia bisa hancur dalam waktu semalam dan untuk memulihkan enggak gampang," imbuh Siwo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu Siwo mengingatkan ketika melakukan strategi promosi dan branding di sosial media harus berhati-hati. Karena konten yang dipublikasi ke sosial media menjadi citra dari organisasi.
"Konten-konten yang kita share di sosial media harus berhati-hati betul, apa-apa yang boleh kita publish, apa-apa yang enggak boleh kita publish. Karena itu menjadi wajah dari organisasi, setiap konten yang kita publish itu wajah dari organisasi, sehingga kita harus menyortir atau verified setiap konten yang keluar ke publik," tutupnya.
Simak Penjelasan Selengkapnya di Video d'Mentor: Gimmick Marketing
(ed/vys)