Zulhas Tambah Jatah Ekspor CPO Buat Kerek Harga Sawit

Zulhas Tambah Jatah Ekspor CPO Buat Kerek Harga Sawit

- detikFinance
Senin, 04 Jul 2022 19:30 WIB
Aktivitas petani sawit Foto: Dok Polda Riau
Foto: Aktivitas petani sawit Foto: Dok Polda Riau
Jakarta -

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengatakan akan menambah jatah ekspor minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). Hal ini dilakukan untuk mengurangi pasokan CPO yang penuh di pabrik kelapa sawit.

Penuhnya pasokan CPO di pabrik kelapa sawit juga menyebabkan harga tandan buah segar (TBS) merosot. Oleh sebab itulah, untuk mempercepat ekspor, volume itu ditambah oleh pemerintah.

"Sekarang kita percepat membantu pengusaha ini agar logistik ini bisa ready. Sudah. Mempercepat lagi kita membantu 1:7 (jatah ekspor) tidak lagi 1:5. Itu mempercepat jangan sampai tangkinya penuh. Itu ada di peraturan Dirjen, ," ujarnya, saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Senin (4/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk hitungannya, misalnya digambarkan bahwa produsen sawit memenuhi kebutuhan dalam negeri 1.000 ton CPO. Dengan aturan lama, jika sudah memenuhi kebutuhan dalam negeri itu (DMO) maka perusahaan bisa ekspor 5.000 ton.

Kemudian, jika jatah ekspor ditambah jadi 1:7, maka perusahaan bisa ekspor lebih tinggi. Misalnya sudah memenuhi kebutuhan 1.000 ton maka, bisa ekspor CPO 7.000 ton. Perbandingan 1 banding 5 atau banding 7 merupakan pengalinya.

ADVERTISEMENT

Dengan mempercepat dan menambah jatah ekspor, harapannya tangki CPO akan berkurang dan bisa menampung lagi sawit dari petani. Jika tangki pabrik kelapa sawit sudah kosong, Zulhas bilang otomatis harga TBS akan naik.

"Diharapkan kalau tangki kosong pabrik beli lagi (TBS)," tuturnya.

Sementara ini, Zulhas mengatakan bahwa sudah memerintahkan perusahaan sawit untuk membeli TBS petani paling murah Rp 1.600/kg. Meski begitu Zulhas mengakui saat ini pabrik kelapa sawit tidak bisa menampung CPO lagi karena tangki yang penuh.

"Itu kita perintah, tetapi kalau tangkinya penuh beli Rp 1.600/kg misalnya giling 1 hari 30 ton satu jam. Kalau tangkinya penuh nggak bisa giling dia belinya sekitar 1 ton aja tetap ga terserap. Yang nggak laku gimana? Ya murah," ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Plt Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Veri Anggrijono mengatakan bahwa penambahan dirinya sudah mengeluarkan peraturan dirjen untuk menambah jatah ekspor yang disampaikan Zulhas.

"Iya jadi misalnya 1:7 itu pengalinya, jadi misal di dalam negeri perusahaan distribusi 200 ton, nah itu dikali 7 (untuk jatah ekspornya). Jadi 1:7 itu sudah oke sudah ada peraturan dirjennya," tuturnya, kepada detikcom.

(Aulia Damayanti/dna)

Hide Ads