Di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, kontribusi BUMN terus mengalami peningkatan. Sepanjang 10 tahun terakhir ini sumbangan yang diberikan BUMN mencapai Rp 4.013 triliun. Jumlah tersebut berasal dari Rp 2.118 triliun pajak, Rp 1.466 triliun dalam bentuk PNBP, dan Rp Rp 429 triliun dividen.
Di saat ekonomi global dan Nasional dibayang-bayangi tekanan akibat pandemi COVID-19, perusahaan di tahun buku 2021, BUMN masih dapat memberikan dividen yang cukup besar mencapai Rp 41 triliun. Laba BUMN tahun 2021 meningkat menjadi Rp 126 triliun dengan total pendapatan Rp 1983 triliun.
Jika kontribusi BUMN terhadap Nagara disandingkan dengan Penyertaan Modal Negara (PMN) ke 7 BUMN tahun 2022 sebesar Rp
38,5 triliun, maka jumlah tersebut terbilang kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Erick sangat optimis dividen yang bisa diberikan BUMN di tahun buku 2022 bisa mencapai Rp 39,7 triliun. Target di tahun 2023 dan 2024 juga akan terus meningkat menjadi Rp 43 triliun dan Rp 50 triliun.
Andri Ngaserin Head of Research Jarvis Asset Management mengakui kontribusi BUMN selama ini ke APBN sangat signifikan baik itu dalam bentuk kontribusi ke kas Negara maupun membantu pemerintah dan masyarakat dalam hadapi tanggap darurat COVID-19 yang lalu.
Selain itu BUMN juga berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Nasional. Sehingga menurut Andri peran BUMN sangat strategis.
Saat ini ekonomi global tengah dihantui ancaman resesi ekonomi akibat perang Rusia Ukraina yang diikuti kenaikan berbagai harga komoditas. Tentu saja ancaman resesi ekonomi global akan membawa dampak terhadap perekonomian Nasional.
Namun demikian target dividen yang dipatok Menteri Erick masih dinilai Andri mungkin dicapai. Kenaikan berbagai harga komoditas sumberdaya alam (SDA) tentunya akan memberikan berkah tersendiri bagi BUMN seperti PTBA, ANTM, Inalum, PT Pupuk Indonesia dan PTPN. Bahkan mereka memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan pasar di Cina.
"BUMN sektor perbankan dan telekomunikasi masih akan dapat memberikan kontribusi positif terhadap APBN. Memang ada BUMN yang memiliki tantangan tersendiri seperti PLN dan Pertamina. Namun dengan adanya jaminan APBN dari Pemerintah, mereka masih akan dapat memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian Nasional. Memang saat ini BUMN dituntut konservatif dalam melakukan ekspansi usahanya. Tujuannya agar dapat menjaga cashflow,"ungkap Andri.
Bersambung ke halaman selanjutnya.