Perang Rusia dan Ukraina memicu lonjakan harga komoditas termasuk gandum. Kedua negara itu merupakan pengekspor gandum terbesar di dunia sehingga kondisi sekarang membuat distribusi terganggu.
Salah satu negara yang mengimpor gandum dari Rusia dan Ukraina adalah Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bahwa kelangkaan gandum akan membuat harga produk turunannya seperti roti dan mie instan mengalami kenaikan.
"Kita impor gandum gede banget, 11 juta ton impor gandum kita. Ini hati-hati yang suka makan roti, yang suka makan mi, bisa harganya naik karena ada perang di Ukraina," kata Jokowi dalam Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 di Medan yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (7/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada pekan lalu, Jokowi sempat berkunjung ke Ukraina dan Rusia. Di sana Jokowi bertemu langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi bercerita sempat bertanya langsung kepada kedua pimpinan negara perihal stok gandum yang mereka miliki. Jokowi pun mengaku terkejut mendengar jawaban dari Zelenksy dan Putin.
"Saya tanya langsung ke Presiden Zelensky berapa stok (gandum) yang ada di Ukraina, 22 juta ton stok nggak bisa dijual. Kemudian ada panen baru ini 55 juta ton, artinya stoknya sudah 77 juta ton," ungkap Jokowi.
Jokowi juga bertanya ke Putin terkait stok gandum Rusia, dan dijawab ada stok 130 juta ton.
"Di Rusia sendiri saya tanya ke Presiden Putin ada berapa stok (gandum) di Rusia, 130 juta ton. Bayangkan berapa ratus juta orang ketergantungan kepada gandum Ukraina dan Rusia," tambahnya.
Lihat juga video 'Sindir Uang Negara Dipakai Beli Barang Impor, Jokowi: Bodoh Sekali Kita!':