Shinzo yang Terkenal dengan Abenomics Itu Jatuh Tertembak

Shinzo yang Terkenal dengan Abenomics Itu Jatuh Tertembak

Dana Aditiasari - detikFinance
Jumat, 08 Jul 2022 11:08 WIB
Japans Prime Minister Shinzo Abe attends the opening session of the 20th ASEAN-JAPAN Summit in Manila, Philippines November 13, 2017. REUTERS/Athit Perawongmetha
Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha

Jepang masih menunggu reformasi struktural

Kegagalan terbesar Abe adalah ketidakmampuannya untuk mengantarkan reformasi struktural yang dibutuhkan. Padahal, dalam kebijakan abenomics pada strategi ke tiga, Abe bertekad untuk meningkatkan produktivitas dan mengatasi populasi Jepang yang menua dan menyusut.

Pemerintahan Abe memang mencoba mereformasi pasar tenaga kerja yang kaku tetapi mengakui bahwa kebijakannya belum berhasil mengantarkan "revolusi produktivitas". Reformasi belum cukup berani untuk mengubah praktik pasar tenaga kerja yang sudah mapan seperti sistem pekerjaan seumur hidup.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negara ini terus menderita kekurangan tenaga kerja berkat kontraksi penduduk usia kerja Jepang selama dekade terakhir. Abe menjanjikan miliaran untuk meningkatkan angka kelahiran dan mendorong orang Jepang untuk memiliki anak. Dia juga menciptakan posisi Kabinet khusus untuk membantu menghentikan penurunan populasi Jepang.

"Dengan tetap berpegang pada kebijakan reflasi, Abe telah berhasil menghindari reformasi struktural yang menyakitkan secara politik dalam keuangan publik, sistem pensiun dan perawatan kesehatan, dan kebijakan migrasi," kata Nagai. "Penggantinya akan mewarisi masalah struktural lama yang belum terpecahkan ini ketika demografi yang merugikan mulai meningkat.

ADVERTISEMENT

Kemerosotan Coronavirus pukulan lebih lanjut bagi warisan Abe. Abe mengundurkan diri karena pandemi COVID-19 memicu resesi terdalam di Jepang. PDB negara itu pada kuartal kedua yang berakhir Juni mengalami kontraksi dengan rekor 27% secara tahunan, pukulan lain bagi kebijakan ambisius Abe untuk mengubah gelombang stagnasi selama beberapa dekade.

Virus ini telah memperburuk kelesuan ekonomi yang disebabkan oleh kenaikan pajak konsumsi yang tidak tepat waktu tahun lalu yang membuat belanja konsumen anjlok.


(dna/ang)

Hide Ads