Deretan Korban Perang Rusia-Ukraina, dari Eropa Hingga Tetangga RI

Deretan Korban Perang Rusia-Ukraina, dari Eropa Hingga Tetangga RI

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 11 Jul 2022 19:00 WIB
People visit an open-air exhibition of damaged and burnt-out Russian tanks and armored vehicles at the Castle Square, in Warsaw, Poland, Monday, June 27, 2022. The vehicles were captured by Ukrainian military forces during the war in the Ukraine. Ukrainian authorities announced that there are plans for similar exhibits in other European capitals such as Berlin, Paris, Madrid and Lisbon. (AP Photo/Michal Dyjuk)
Ilustrasi Perang Rusia vs Ukraina. Foto: AP/Michal Dyjuk
Jakarta -

Serangan Rusia ke Ukraina membawa bencana bagi perekonomian dunia, bahkan juga berimbas langsung ke beberapa negara lainnya. Sebab, kedua negara tersebut merupakan produsen besar dari beberapa sumber energi dan pangan.

Kondisi ini semakin diperparah dengan sanksi ekonomi yang diberikan Uni Eropa dengan menutup keran impor energi yang berasal dari Rusia. Akibatnya, harga komoditas energi pun melonjak hingga membentuk ketidakstabilan ekonomi dunia. Ekspor pangan Ukraina pun tertutup hingga menyebabkan beberapa negara mengalami krisis pangan dan harga komoditas naik di pasaran.

Dampak ini tidak hanya dirasakan oleh kedua negara tersebut atau yang berada di sekitarnya, tetapi juga negara di belahan dunia lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut detikcom merangkum beberapa negara yang menjadi korban dari perang Rusia-Ukraina.

1. Eropa

Rusia merupakan pemasok 40% gas alam Uni Eropa. Ia juga memasok 27% kebutuhan minyak impor UE. Sebagai benua yang suplai minyak dan gas utamanya berasal dari Rusia, beberapa negaranya merasa kesulitan. Bahkan Perusahaan energi Rusia, Gazprom menyatakan akan memotong pasokan gas alam di saluran gas alam Eropa, Nord Stream sebesar 60%. Bahkan, Rusia juga mewajibkan pembelian energi menggunakan mata uang Rubel.

ADVERTISEMENT

Salah satu yang sempat mendapat sorotan ialah Italia. Semenjak pembatasan pasokan yang dilakukan Rusia, negara ini sampai berkemungkinan mendeklarasikan keadaan siaga pada akhir bulan Juni lalu. Tidak hanya Italia, Jerman pun menjadi sosok negara yang juga terkena dampak besar.

Ketergantungan Jerman akan gas Rusia meningkat setelah pemerintah mulai mengurangi pembangkit listrik nuklir di negaranya dan menghapus penggunaan batu bara. Hasilnya, Jerman hanya menggunakan gas dan energi terbarukan sebagai alternatifnya.

Austria juga menjadi salah satu negara yang sedang berada dalam posisi menegangkan. Pasalnya, pasokan gas di Austria masih jauh dari target yang dipasang. Pasokan gas di Austia untuk persiapan musim dingin baru terisi sekitar 44,7%, jauh dari target sekitar 80%.

Negara-negara lainnya seperti Prancis, Polandia dan Bulgaria pun mengalami hal serupa. Bahkan, Prancis memutuskan untuk mengalihkan penggunaan gas menjadi minyak demi menghindari krisis.

2. Timur Tengah

Salah satu negara yang saat ini sedang banyak diperbincangkan ialah Mesir. Masyarakat di negara tersebut mulai mengurangi pasokan makanan karena tingginya harga akibat inflasi. Hal ini dipicu oleh perang antara Rusia dan Ukraina yang belum juga berakhir.

Tingkat inflasi Mesir mencapai 14,7% pada Juni 2022, naik dari sekitar 5% pada waktu yang sama tahun lalu. Konsumen mengatakan harga telah meroket melampaui angka itu sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari lalu.

Di sisi lain, Mesir juga bergantung pada Rusia dan Ukraina untuk 80% impor gandumnya. Yang semula harganya dibanderol US$ 270, sekarang negara ini harus membayar US$ 435 per ton.

Tidak hanya Arab, permasalahan ekonomi juga terjadi di Turki dan Lebanon. Harga berbagai barang di negara ini meningkat dengan inflasi rata-rata tahunan menembus 78,62% pada bulan Juni, dengan laju tercepat dalam 24 tahun terakhir. Peningkatan ongkos transportasi dan harga rumah juga terjadi, salah satunya akibat perang di Ukraina. Sementara itu, harga gandum pun sempat naik hingga 60% di negara Lebanon.

Lanjut ke halaman berikutnya.

3. Afrika

Ukraina memiliki peran sebagai lumbung pangan untuk daerah Afrika dan Timur tengah. Hal ini menyebabkan krisis pangan akut yang terjadi di beberapa negara di Afrika. Libya dan Eritrea mendapatkan lebih dari 40% gandum dari Ukraina. Perang ini menyebabkan harga gandum naik capai sepertiganya.

Di sisi lain, blokade yang dilakukan Rusia di pelabuhan mengurangi aliran ekspor menjadi sedikit. Beberapa negara di Timur Tengah dan Afrika khususnya akan merasakan kelangkaan. Kondisi mereka juga bisa sangat terpukul karena kekurangan gandum dan pupuk.

4. Australia

Australia juga ikut terkena imbas perang Ukraina-Rusia. Dikutip melalui CNBC, pada Rabu (01/06/2022), adapun pengaruh yang dialami Negeri Kangguru dari perang tersebut adalah Eropa mulai membidik suplai gas mereka. Itu diyakini membuat pasokan dalam negeri Canberra terancam.

Hal ini menyusul terkait kebijakan larangan impor gas Rusia yang diberlakukan negara-negara Eropa sebagai sanksi serangan Moskow ke Ukraina, sehingga Eropa kini mengincar Australia sebagai suplai gas.

Dalam sebuah analisis, analis dari Credit Suisse, Saul Kavonic, menyatakan Eropa kemungkinan besar akan mengambil banyak pasokan dari Australia. Diketahui, Rusia sebelumnya memasok hingga 40% kebutuhan gas negara itu.


Hide Ads