Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengeluhkan banyaknya aplikasi yang dimiliki pemerintah. Menurutnya, pemerintah memiliki 24 ribu aplikasi yang membuat anggaran negara semakin boros.
Menanggapi hal ini, pakar digital Anthony Leong menyebut ada upaya pemerintah untuk melakukan aksi pamer.
"Sekarang banyak Kementerian atau dinas yang ingin show off tapi tidak efektif. Tapi ini tidak bisa salahkan mereka, karena mereka ini perlu ada inisiasi dan konsep gagasan," ungkap Anthony kepada detikcom, Rabu (13/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, hal yang wajar jika pemerintah ingin memamerkan kinerja dengan membuat aplikasi. Hanya saja, pemerintah perlu juga memikirkan kelanjutan kedepannya, termasuk pembiayaan dan perawatan.
"Sekarang banyak aplikasi. Kalau hanya biar keren, biar smart, biar digital, itu kan sayang," tambah Anthony.
Sementara itu, Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad menyebut, hal ini terjadi karena pemerintah memecah dan membagi urusan di masing-masing daerah. Ia pun membenarkan pernyataan Sri Mulyani yang menyebut 24 ribu aplikasi membuat anggaran makin boros.
Menurutnya, bila daerah tidak bisa dicegah dalam membuat aplikasi, setidaknya sistemnya harus terintegrasi.
"Kalau nggak bisa dicegah di daerah masing-masing, paling tidak bisa diintegrasikan," ujar Tauhid. Ia memandang aplikasi yang baik adalah aplikasi yang terintegrasi, seperti yang banyak dilakukan swasta.
(dna/dna)