Menerka Biang Kerok Harga Cabai 3 Bulan Nggak Turun-turun

Menerka Biang Kerok Harga Cabai 3 Bulan Nggak Turun-turun

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Jumat, 15 Jul 2022 15:28 WIB
Memasuki awal ramadan 2022, sejumlah harga bahan pokok di Pasar Senen melonjak naik. Salah satu bahan pokok yang harganya merangkat naik adalah cabai.
Ilustrasi Cabai. Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Usai Hari Raya Idul Adha harga bahan pangan, terutama cabai, terpantau masih stabil di angka yang tinggi. Bahkan, kondisi ini telah berlangsung di pasar ibu kota sekitar 3 bulan, atau sejak sebelum Hari Raya Idul Fitri.

Lantas, mengapa kondisi ini bisa terjadi?

detikcom mencoba menyusuri pasar-pasar tradisional ibu kota dan mencari tahu kondisi yang terjadi di kalangan pedagang cabai pada Jumat (14/07/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Pasar Tebet Timur misalnya, para pedagang sayur-mayur masih merasakan keresahan yang sama sejak 3 bulan lalu. Seperti halnya yang dirasakan Yani, salah satu pedagang di sana. Menurut info yang beredar, hal ini terjadi karena gagal panen.

"Kalo katanya kita nanya gagal panen," ujar Yani kepada detikcom, Jumat (15/07/2022).

ADVERTISEMENT

"Cabe mahal dari Idul Fitri, udah mahal itu. Sekarang parah-parahnya pas Idul Adha kemarin, melonjak," tambahnya.

Di luar perkara gagal panen itu benar atau tidak, dia sendiri bingung mengapa harga cabai ini terus bertahan pada nominal tinggi. Bahkan posisi kenaikan cabai termahal yang dulunya diraih oleh cabai rawit merah, kini digantikan oleh cabai merah besar di angka Rp 140 ribu per kg.

Ditambah lagi, harga cabai-cabai ini sempat melonjak gila-gilaan dua hari pasca Hari Raya Idul Adha. Bahkan ketersediaannya pun sangat minim di pasar induk, tempat para pedagang biasa mendapatkan suplai cabai.

"Abis lebaran 2 hari tuh Senen kayaknya nggak ada cabe dari induknya itu. Keriting yang nggak ada sama rawit merah. Ampe di Rp 150 ribu," ujar Yani.

"Harapan yang dagang mah biar turun biar dapet duit. Kalo nggak, nanti duitnya lari ke cabe semua. Paling diutamakan kan itu sama ibu-ibu ni cabe bawang gitu-gitu," tambahnya.

Yani juga menambahkan, harga cabai di pasaran juga bisa berbeda tergantung pedagang membeli cabai dengan kualitas seperti apa dan dari mana. Yani sendiri mengambil cabai dengan kualitas baik sehingga harganya pun agak lebih mahal.

Lanjut ke halaman berikutnya.

Sementara itu, Lasmi, pedagang lainnya di pasar tersebut sempat melihat beberapa kotak cabai dikemas untuk dikirimkan ke luar daerah pada saat Hari Raya Idul Adha tersebut.

"Saya sempet lihat di pasar induk itu terus tanya ke yang jual. Katanya sebagian di pack ke Bangka Belitung. Oh pantes di sini jadi mahal," tutur Lasmi.

Meski begitu, dia sendiri tidak yakin apakah itu merupakan penyebab harga cabai ini mahal di ibu kota. Menurutnya, bisa jadi juga alasan yang sebenarnya karena hasil panen yang tidak terlalu banyak sehingga kelangkaan tersebut terjadi. Bahkan, kelangkaan ini menyebabkan harga cabai menyentuh angka Rp 150 ribu per kg.

"Apalagi, dua hari yang lalu sampai Rp 150 ribu. Saya bingung sampai pas beli tuh ngomel-ngomel. Cabai ini mahal nggak kira-kira. Dari habis lebaran gede ini, pertengahan lebaran haji makin mahal," kata Lasmi.



Simak Video "Video: Harga Cabai di Lumajang Jatim Rp 112 Ribu Per Kilogram, Sebelumnya Rp 50 Ribu"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads