Di Depan Menteri Keuangan Dunia, Sri Mulyani Sindir Keras Rusia

Di Depan Menteri Keuangan Dunia, Sri Mulyani Sindir Keras Rusia

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 15 Jul 2022 20:00 WIB
Sejumlah delegasi menghadiri sesi High Level Seminar on Strengthening Global Collaboration for Tackling Food Insecurity rangkaian 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG)G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (15/7/2022). Seminar tingkat tinggi tersebut membahas ancaman krisis pangan (food insecurity) sekaligus aksi global yang dapat dirintis anggota G20 demi mencegah krisis tersebut. ANTARA FOTO/POOL/Fikri Yusuf/foc.
Foto: ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF
Nusa Dua -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyindir keras Rusia soal perang yang terjadi di Ukraina. Hal ini dikatakan Sri Mulyani dalam pembukaan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 di Bali.

Awalnya, Sri Mulyani menyampaikan bagaimana Indonesia akan menjadi perantara atas masalah global saat ini. Oleh karena itu Sri Mulyani bilang pihaknya akan menjembatani koneksi dan solusi, bukan sebuah batasan.

"Indonesia akan terus berdiskusi tanpa henti untuk menjangkau konsultasi komunikasi, minta saran Anda sehingga kami akan terus membangun jembatan dan kami tidak membangun tembok," jelas Sri Mulyani dalam pembukaan pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20, di BNDCC 1, Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, Sri Mulyani keras menyinggung soal perang, di mana perang ini terjadi akibat serangan Rusia ke Ukraina. Dalam pertemuan pagi itu, Rusia turut hadir secara fisik diwakili oleh Wakil Menteri Keuangan Rusia Timur Maksimov.

"Kami sangat percaya dunia semakin membutuhkan lebih banyak jembatan dan koneksi, bukan tembok dan perang," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Sri Mulyani mengajak negara-negara yang hadir untuk membangun kerja sama ke depannya. Hal ini disebut dapat memperkuat komitmen dan kemakmuran kepentingan global.

"Konsekuensi kemanusiaan bagi dunia dan terutama bagi banyak negara berpenghasilan rendah akan menjadi bencana besar," ujarnya.

Keadaan Dunia Tidak Baik-baik Saja

Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani juga mengungkap dunia sedang dalam situasi yang tidak baik-baik saja. Menurut data Bank Dunia (World Bank) harga minyak mentah sudah naik 350% sejak April 2020 hingga 2022.

Merespons data tersebut, Sri Mulyani mengatakan peningkatan itu menandakan situasi ekstrem pada sektor energi.

"Saya pikir kita semua ingat awal pandemi di bulan April ada dua hari di mana harga minyak sebenarnya nol atau bahkan sedikit negatif. Dan sekarang kita menghadapi situasi ekstrem," jelas Sri Mulyani dalam pembukaan pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20, di BNDCC 1, Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7/2022).

Ia menambahkan, lonjakan 350% ini merupakan peningkatan terbesar untuk periode dua tahun sejak 1997. Padahal pada awal pandemi COVID-19 harga minyak mentah sempat merosot ke angka nol bahkan negatif.

"Kami menyaksikan harga gas alam di Eropa meningkat 60% hanya dalam dua minggu. Bahkan di sejumlah negara mengalami kelangkaan. Kami melihat ini memiliki implikasi politik dan sosial yang besar di Sri Lanka, Ghana, Peru. Ekuador dan di tempat lain," tutupnya.

(eds/eds)

Hide Ads