Gaya Menkeu-Bos Bank Sentral G20 Seharian Pakai Batik di Bali

Gaya Menkeu-Bos Bank Sentral G20 Seharian Pakai Batik di Bali

Aulia Damayanti - detikFinance
Sabtu, 16 Jul 2022 21:00 WIB
g20
Foto: Aulia Damayanti
Jakarta -

Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 mengenakan batik dan kain di hari kedua pertemuan agenda G20 di Bali. Batik tersebut diketahui asli produk dalam negeri milik usaha mikro kecil menengah (UMKM) dari sejumlah wilayah di Indonesia.

Berdasarkan pantauan detikcom di lokasi pertemuan Bali Nusa Dua Convention Center 1(BNDCC), Sabtu (16/7/2022) saat waktu istirahat, sejumlah delegasi yang keluar memang terpantau batik untuk laki-laki. Sementara perempuan mengenakan scarf asli buatan UMKM Indonesia.

Misalnya saja, Managing Director of the IMF Kristalina Georgieva dia menggunakan scarf atau kain dari Indonesia. Kemudian, Gubernur Bank Sentral Jepang, Kuroda Haruhiko juga terlihat menggunakan batik yang kental berwarna coklat. Beberapa delegasi lain juga terpantau mengenakan batik dan scarf.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen ketika pantauan pukul 15.50 WITA, tidak mengenakan batik maupun scarf. Ia hanya blazzer berwarna biru dongker dengan kemeja warna hitam.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menjelaskan, batik dan scarf yang dikenakan para delegasi dipakai sejak pagi hari. Pilihan batik dan scarf itu merupakan pilihan langsung dari Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

ADVERTISEMENT

"Tadi pagi semua pimpinan delegasi dikasih batik sama Pak Gubernur. Jadi diambilkan batik-batik terbaik binaan BI," katanya saat ditemui di BNDCC 2, Nusa Dua, Bali.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Departemen UMKM dan Perlindungan Konsumen BI, Elsya MS Chani mengatakan batik dan scarf yang merupakan tenun asli produk dalam negeri berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Ada empat wilayah yang dipilih menjadi perwakilan.

Pertama, songket pewarna alam dari Nirmala Songket berasal dari Sumatera Selatan, kedua tenun Banawa Tengah Sumatera Utara, ketiga batik walang kekek dari Solo, dan keempat kain endek patra.

"Jadi gubernur ingin memperlihatkan bagaimana BI membina UMKM di mana UMKM-UMKM yang dibina BI itu berhasil memproduksi wastra atau kain tradisional jadi ada batik, tenun," jelasnya.

Ia menuturkan, bahwa sebelumnya para delegasi sudah dimintakan ukuran bajunya khusus untuk laki-laki. Sedangkan ibu-ibunya, menggunakan scarf dari Jawa Barat motif Mega Mendung.

"Jadi yang bapak-bapaknya kemeja (batik) dipakai semuanya dengan bangga tadi pagi semuanya, tuturnya.

Elsya juga mengatakan batik dan scarf asli Indonesia itu dikenakan delegasi sejak pagi ketika sarapan bersama di BNDCC 2. Batik dan scarf itu diyakini dikenakan oleh delegasi seharian selama pertemuan hari kedua ini. "Pakai batik semua dengan wastra tenun (saat sarapan bersama)," tutupnya.


Hide Ads