Sisi Negatif Bonge Cs Buat PKL: Jualan Jadi Terhambat, Satpol PP Banyak Berjaga!

Sisi Negatif Bonge Cs Buat PKL: Jualan Jadi Terhambat, Satpol PP Banyak Berjaga!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 17 Jul 2022 22:30 WIB
Cara ke Dukuh Atas naik MRT dapat diketahui melalui informasi di bawah ini. Dukuh Atas ramai dibicarakan karena menjadi tempat berkumpul anak-anak muda.
Foto: Mulia Budi/detikcom
Jakarta -

Fenomena Bonge Cs yang nongkrong di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat membuat kawasan itu makin ramai. Seiring dengan ramainya kawasan itu, pedagang kaki lima (PKL) dan pelaku ekonomi kecil lainnya ikut kecipratan untung.

Meski begitu, ibarat pisau bermata dua, fenomena kehadiran Bonge Cs ini nyatanya tak melulu memberikan keuntungan. Rofi, seorang pedagang jajanan batagor bilang kehadiran Bonge Cs saat ini sempat menghambat pihaknya untuk berdagang.

Hal itu terjadi karena Satpol PP makin banyak berjaga di kawasan Dukuh Atas. Tak jarang lapaknya yang berada di sekitar Dukuh Atas diusir oleh petugas yang berjaga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan terlalu banyak bocah-bocah dah kita maunya. Satpol PP ini jadi banyak keluar, saya sering diusir sekarang. Sering muter mereka sekarang, tiap hari ada di sini jadinya," kata Rofi ditemui detikcom di lapaknya, Minggu (17/7/2022).

Waktu berdagang pun jadi terbatas. Bila awalnya Rofi bisa berdagang hingga pukul 21.00 atau 22.00 WIB. Semenjak banyak Satpol PP, pukul 19.00 atau 20.00 WIB pedagang sudah dimintai berkemas.

ADVERTISEMENT

"Kadang kalau nggak diusir ya jualan kita dibatasin. Nggak bisa sampai malam, jam 7 atau jam 8 udah diminta pulang. Yang nongkrong kan pada sampai malam," kata Rofi.

Hal ini juga diakui Thoriman, seorang penjaja kopi keliling alias starling. Beberapa minggu ini setelah fenomena Bonge Cs ramai diperbincangkan, dirinya makin sulit berdagang.

Waktu awal-awal Bonge Cs ramai nongkrong di Dukuh Atas, dirinya bisa berjualan sampai ke Terowongan Kendal. Meski mengetahui hal itu dilarang, namun dia tetap melakukannya. Pasalnya, di situ lah pusat keramaian Dukuh Atas.

Namun semenjak seminggu ke belakang, hal itu dilarang. Banyak pihak yang menjaga kawasan Dukuh Atas. Dari petugas Pemprov DKI Jakarta sampai Satpol PP.

"Banyak banget yang jaga, kalau di pinggir gini emang sepi. Kadang juga saya ya diusir-usirin juga," tutur Thoriman kepada detikcom.

Thoriman mengaku kecewa kalau sudah berdagang makin diperketat. Padahal, di Dukuh Atas kawasannya ramai. Pendapatannya pun menurun saat tak lagi bisa berdagang ke Terowongan Kendal.

"Kecewa saya kalau jualan diusirin begitu. Biasanya nggak akan mau saya jualan lagi mendingan pulang aja udah. Capek," kata Thoriman.

"Nggak bisa masuk ke terowongan jadi sepi. Sekarang nggak lagi Rp 500.000 per hari. Turun, paling Rp 200.000, Rp 300.000," pungkasnya.

(hal/dna)

Hide Ads