Amit-amit RI Resesi! Kalau Terjadi Jangan Panik, Lakukan Ini

Amit-amit RI Resesi! Kalau Terjadi Jangan Panik, Lakukan Ini

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 18 Jul 2022 11:05 WIB
Poster
Ilustrasi Ekonomi RI Resesi. Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja hingga di ambang resesi karena tingginya inflasi. Risiko itu tidak terlepas bagi Indonesia yang menjadi salah satu dari 15 negara berpotensi resesi berdasarkan survei Bloomberg.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal mengatakan prediksi Indonesia alami resesi itu tidak perlu disikapi dengan panik karena berada di urutan dua terbawah dan risikonya kecil yakni 3%. Berbeda dengan Sri Lanka yang menempati posisi pertama dengan persentase 85%, New Zealand 33%, hingga Korea Selatan dan Jepang 25%.

"Jangan panik, kalau panik malah bisa semakin memicu kepada resesi," kata Faisal, Senin (18/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faisal juga menyarankan agar masyarakat berbelanja seperti biasa meski harga komoditas pada naik. Bagi masyarakat menengah ke atas, diminta agar tidak melakukan penimbunan karena cara itu hanya akan memperparah kondisi.

Lalu apa saja persiapan yang bisa dilakukan untuk menghadapi resesi jika (amit-amit) terjadi?

ADVERTISEMENT

1. Kencangkan Ikat Pinggang

Bagi masyarakat menengah ke bawah, ada baiknya agar lebih berhemat dan menunda seluruh pengeluaran untuk kegiatan di luar kebutuhan pokok seperti liburan. Tingginya inflasi membuat sulitnya memperoleh barang-barang dari sisi keterjangkauan harga karena pada melambung tinggi.

"Kalau masyarakat menengah atas yang mampu sebenarnya harusnya konsumsi, tapi menengah bawah mau nggak mau karena harga naik dan sebagainya, otomatis mereka harus mengencangkan ikat pinggang," kata Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad dihubungi terpisah.

Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira, masyarakat harus banyak berhemat dan menurunkan gaya hidup. Semakin aman likuiditas rumah tangga, maka semakin tahan terhadap kenaikan harga.

"Cash is the king berlaku dalam menghadapi resesi," tuturnya.

2. Siapkan Dana Darurat

Jika belanja sudah dikurangi, Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho menyarankan agar uangnya disimpan untuk dijadikan dana darurat seandainya terjadi resesi. Hal ini agar masyarakat tidak kaget dan kelimpungan saat mengalami kondisi yang tidak diinginkan seperti PHK/dirumahkan.

Lanjut ke halaman berikutnya.

3. Mencari Penghasilan Tambahan

Mencari penghasilan tambahan dengan cara mencari pekerjaan sampingan bisa dilakukan untuk berjaga-jaga dari naiknya biaya hidup. Menurut Andy, ada banyak hal yang bisa dilakukan mulai dari menjadi driver ojek/taxi online, kurir paket/makanan, menjadi reseller/menjual produk tertentu, sampai memulai bisnis sendiri.

4. Pindahkan Investasi ke Instrumen Lebih Aman

Jika memiliki investasi yang berada di instrumen cukup tinggi seperti saham, disarankan agar semakin rajin memantau dan segera pindahkan ke instrumen lebih aman jika terjadi penurunan tajam.

Adanya risiko resesi dibutuhkan instrumen investasi yang berisiko rendah. "Paling aman tentunya tabungan dan deposito di bank. Jika ingin dapat yang bunganya lebih tinggi namun dengan risiko lebih tinggi juga, bisa pilih obligasi atau sukuk ritel ataupun SBN. Logam mulia juga bisa jadi pilihan sebagai lindung nilai mata uang kita," tandas Andy.



Simak Video "Video Prabowo soal Ekonomi RI Tumbuh Pesat: Sebagian Rakyat Masih Miskin"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads