Adem Ayem dari Isu PHK, eFishery: Kita Nggak Bakar-bakar Uang

Ilyas Fadilah - detikFinance
Selasa, 19 Jul 2022 14:19 WIB
Foto: Dok. eFishery
Jakarta -

Beberapa waktu lalu, isu PHK menerpa sejumlah startup di Indonesia. Fenomena ini berbarengan dengan terjadinya gejolak ekonomi dunia yang membuat para pemodal sulit mengucurkan dana kepada startup.

CEO startup perikanan eFishery, Gibran Huzaifah buka suara soal fenomena tersebut. Menurutnya, investor saat ini bukannya sulit mencairkan modal, namun lebih selektif dalam memilih startup untuk dimodali.

Startup dengan model bisnis yang tidak berkelanjutan pada akhirnya sulit berkembang dan harus melakukan efisiensi. Hal ini diperparah oleh kondisi ekonomi dunia yang saat ini sedang goyang.

"Jadi kalau nggak ada pemodal, karena mereka masih butuh insentif, masih butuh mengembangkan produk, unit ekonomi masih belum kebangun, akhirnya setelah dananya makin sulit dan investor makin milih-milih, mereka harus ngelakuin downsize, karena business model-nya nggak sesuai." kata Gibran kepada detikcom dalam sesi wawancara eksklusif.

Gibran menjelaskan dua poin terkait eFishery yang selamat dari kondisi tersebut. Pertama, eFishery baru mendapat pendanaan seri B saat pandemi, dan mendapat tambahan pendanaan seri C di awal tahun ini. Menurutnya pemodal masih percaya dengan eFishery.

Kedua, dukungan bisnis kepada eFishery juga semakin mudah karena secara bisnis, eFishery tidak punya banyak kompetitor.

"eFishery secara bisnis nggak banyak kompetitornya. Jadi kita nggak butuh bakar-bakar uang. Unit ekonomi kita juga udah positif lah dari awal. Jadi dari awal kita nggak jor-joran bakar-bakar uang, jadi kita fokus ke unit ekonomi dan pertumbuhan bisnis juga bagus," katanya.

Saat ini tidak ada startup di sektor perikanan yang menjalankan model bisnis yang sama. Tetapi, ada 30 startup sejenis yang kini menawarkan solusi berbeda. Gibran mengaku senang dengan kemunculan startup ini karena semakin banyak inovasi yang akan tercipta.

Memang ada kompetitor dari luar negeri, namun menurut Gibran mereka tidak berani masuk ke Indonesia mengingat eFishery sudah merintis bisnis ini sejak lama.

Gibran mengatakan, eFishery punya modal bisnis yang lebih jelas dibanding startup lainnya. Hal tersebutlah yang membuat investor menaruh kepercayaan untuk menanamkan modalnya.

Bahkan, eFishery punya kapabilitas untuk tetap tumbuh selama pandemi, di saat banyak perusahaan lain mengalami krisis.

"Kita pas awal pandemi employee itu cuman 320-an. By today, employee kita sudah 1.300-an. Jadi masalah dalam 2 tahun, belum sampai 2 tahun, itu kita tumbuhnya 4 kali lipat dari 300 sampai 1.300," katanya menambahkan.

Gibran memaparkan strategi yang digunakan untuk mengembangkan bisnis model di eFishery. Selama 6 tahun, dirinya fokus membangun komunitas dan mencari dana. Setelah itu, eFishery mengembangkan beberapa produk seperti eFishery Mall, eFishery Kabayan, dan lain-lain.

Kemudian, program yang diluncurkan eFishery dianggapnya berhasil mengembangkan bisnis para pembudi daya ikan. Hal tersebut menjadi daya tarik untuk petani bergabung dengan eFishery.

"Waktu kita luncurin (Kabayan) di Januari 2020 itu kita cuman mulai dari 2 petani dengan total pembiayaan yang kita kasih cuman Rp 50 juta. Tapi sampai sekarang nih, kita udah kasih pembiayaan sebesar Rp 650 miliar, ke 12 ribu pembudi daya," imbuhnya.




(eds/eds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork