Sementara itu, Co-Chair T20 Taskforce Inequality, Human Capital, and Well-Being Vivi Alatas mengatakan, tiada negara yang kebal terhadap krisis pangan, energi maupun kesehatan. Namun, terjadinya krisis menyebabkan masyarakat untuk keluar-masuk garis kemiskinan. Dalam hal ini, generasi muda termasuk yang paling rentan, terlihat dari tingginya angka pengangguran anak muda.
"Apabila kita ingin menangkap peluang bonus demografi, kita harus maksimalkan potensi generasi muda. Perlindungan sosial menjadi penting agar kita bisa membantu para pemuda untuk mencegah, memitigasi, dan bisa tangguh menangani guncangan yang ada. Bentuknya bukan hanya jaring keamanan (safety net), tetapi juga trampolin keamanan, artinya, mereka bisa bounce back dan mencapai potensi maksimal mereka," jelas Vivi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alvin Tan selaku Menteri Negara Kebudayaan, Komunitas, dan Pemuda Singapura menjelaskan terkait dunia kerja sudah sangat berubah. Dunia kerja saat ini jauh lebih fleksibel seiring dengan adanya pandemi Covid-19 di mana kita kini bisa bekerja dari mana saja. Kesempatan kerja juga menjadi lebih tersebar.
"Terkait hubungannya dengan ketenagakerjaan pemuda, Anda harus sangat luwes dan bisa memahami konteks budaya. Serta bisa memastikan bisa berbicara berbagai bahasa dan berhubungan jenis organisasi baik di sisi pemerintah, swasta maupun sosial," jelas Tan.
(fdl/fdl)