Menelusuri Jejak Kejayaan Pantura yang Habis Dilahap Trans Jawa

Terpopuler Sepekan

Menelusuri Jejak Kejayaan Pantura yang Habis Dilahap Trans Jawa

Ilyas Fadilah - detikFinance
Sabtu, 23 Jul 2022 14:45 WIB
Perekonomian di Jalur Pantai Utara (Pantura) tepatnya sepanjang Cikampek-Cirebon telah redup kejayaannya. Padahal, jalan panjang yang menghubungkan daerah-daerah di utara pulau Jawa ini sempat jadi primadona.
Ilustrasi/Foto: Dikhy Sasra
Jakarta -

Sejak kehadiran jalan tol Trans Jawa, Pantura tidak lagi menjadi pilihan utama. Jumlah kendaraan yang melintas turun drastis, meredupkan kejayaan Pantura yang bertahan selama puluhan tahun.

Tim detikcom mencoba menelusuri Jalur Pantura pada Selasa 12 Juli 2022 dengan melakukan perjalanan dari Cikampek hingga Brebes, Jawa Tengah. Di kawasan Cikampek, kehidupan ekonomi nampak masih bergeliat.

Namun kondisi berbeda mulai berbeda saat memasuki daerah Subang, tepatnya di sekitar wilayah Kecamatan Camiang hingga Patokbeusi. Tim detikcom menemukan restoran ditinggalkan begitu saja, dengan situasi sekitar yang tak begitu ramai. Kondisi ini memberikan kesan seperti kota mati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Usut punya usut, bangunan bekas restoran kosong itu dulunya digunakan oleh Rumah Makan Rosalia. Menurut Endang, warga sekitar, dulunya Rumah Makan Rosalia sangat ramai. Namun, semua berbeda ketika jalan tol Cikampek-Palimanan mulai dibuka apalagi saat sudah tersambung Tol Trans Jawa. Rumah makan ditutup, dan dipindah ke dalam rest area jalan tol.

Selain restoran, usaha karaoke pinggir jalan di kawasan Patokbeusi juga banyak yang tutup imbas kehadiran jalan Tol Trans Jawa. "Tutup ini dari 2019, pas Cipali dibuka. Sepi sekarang susah pengunjungnya. Sebelum Cipali sama COVID-19 mah rame. Nggak ada yang mau berhenti orang sekarang," kata Rizal, salah satu penjaga usaha karaoke.

ADVERTISEMENT

Kondisi sama masih dirasakan dalam perjalanan dari Subang menuju Indramayu. Tapi, di sekitar daerah Eretan, kawasan mulai ramai karena menjadi sentra perikanan dan juga beberapa destinasi wisata pantai.

Perjalanan dari Indramayu ke Cirebon, lalu ke Brebes pun situasinya cukup ramai. Maklum, Cirebon merupakan kota pesisir, dan Jalur Pantura melewati jantung kota Cirebon. Sementara di Brebes terdapat beberapa eksit tol yang yang berdekatan dengan Jalur Pantura.

Meski situasi di Brebes ramai, nyatanya para penjual telur asin ini juga sempat mengeluh dagangannya tak seramai dulu. Menurut penjual bernama Eni dan Nuryanti, Jalan Tol Trans Jawa lagi-lagi jadi biang keroknya.

"Sebelum ada tol saya bisa jual 1.000 butir sehari. Apalagi kalau mudik kan. Sekarang 300-500 butir selama 3 hari aja susah banget," kata Eni. Kini, tidak banyak orang luar kota yang lalu lalang di jalur Pantura. Menurut, Eni meskipun kawasan Brebes tetap ramai namun tak seperti dulu.

Kisah Eni dan Nuryanti menutup perjalanan panjang detikcom di Jalur Pantura. Dari kisah yang didapatkan oleh para pelaku ekonomi di Pantura, kawasan ini memang telah meredup kejayaannya. Kini mereka hanya mengais asa dari sisa-sisa kejayaan Pantura.

(eds/eds)

Hide Ads