4 Fakta Permintaan Pengusaha Hapus Kebijakan DMO-DPO Sawit

4 Fakta Permintaan Pengusaha Hapus Kebijakan DMO-DPO Sawit

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 25 Jul 2022 20:00 WIB
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Harga jual Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit tingkat petani sejak dua pekan terakhir mengalami penurunan dari Rp2.850 per kilogram menjadi Rp1.800 sampai Rp1.550 per kilogram, penurunan tersebut pascakebijakan pemeritah terkait larangan ekspor minyak mentah atau crude palm oil (CPO). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.
Ilustrasi/Foto: ANTARA FOTO/SYIFA YULINNAS

3. Kemendag Buka Suara Kapan DMO Dicabut

Staf Khusus Menteri Perdagangan, Oke Nurwan, mengatakan ada syarat yang harus dipenuhi oleh pengusaha jika DMO mau dicabut. Syaratnya tetap memastikan keamanan pasokan minyak goreng di dalam negeri aman.

"Nah bentuk komitmennya itu lah yang ditunggu Pak Menteri untuk memastikan apa yg diharapkan Presiden itu pastikan pasokan di dalam negeri ada dulu," ucapnya.

Oke mengatakan, syarat itu juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo agar memastikan pasokan minyak goreng di dalam negeri tersedia. Selain itu, diminta harga minyak goreng di pasar juga terjangkau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kapan? Setelah ada kepastian dan komitmen pelaku industri. Kalau itu sudah terwujud, maka tidak ada lagi DMO," tegasnya.

4. Petani Curiga TBS Murah Karena Permainan

Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menilai pihak eksportir sengaja menyampaikan bahwa ekspor tidak lancar. Alhasil, pabrik pengolahan CPO akan merespons dengan menekan harga TBS petani agar harga jual CPO juga bisa ditekan.

ADVERTISEMENT

"Sebenarnya frame yang dibangun selama ini, bahwa setelah larangan ekspor dicabut, tidak ada lagi ekspor CPO dan turunanannya. Tapi data menunjukkan ekspor masih berlangsung," kata Gulat.

Ia pun memberikan data bahwa sejauh ini laju ekspor CPO cukup baik meski ada penurunan. ekspor CPO dan turunannya pada April 2022 mencapai 2,58 juta ton, turun 20% year on year (yoy) dibandingkan April 2021.

Mei, ekspor CPO sebesar 1,01 juta ton atau turun 67% yoy. Sementara Juni, ekspor meningkat menjadi 2,91 juta ton, naik 28%. Sementara realisasi ekspor per 23 Juli 2022, sebesar 1,3 juta ton atau turun 47% dari periode sama tahun lalu yang mencapai 2,77 juta ton.

"Artinya apa? ekspor lancar. Nggak jelek-jelek banget. Tapi frame yang dibangun adalah frame untuk membuat petani sawit selalu terpuruk harganya," kata dia.

"Makanya saya sangat menyesalkan ketika informasi ini digoreng ekspor tidak berjalan lancar, tapi data menunjukkan ekspor berjalan. Ini saya sebut sudah permainan," lanjutnya.


(eds/eds)

Hide Ads