Holding BUMN Targetkan Swasembada Gula, Ini Caranya

Holding BUMN Targetkan Swasembada Gula, Ini Caranya

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 26 Jul 2022 17:46 WIB
Indonesia mengimpor gula mentah dari India. Gula mentah ini disimpan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, untuk selanjutnya didistribusikan ke berbagai daerah.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Dalam mendukung dan memenuhi program pemerintah merealisasikan swasembada gula nasional, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melakukan perbaikan produktivitas tanaman tebu di pabrik gula PT Industri Gula Glenmore (PT IGG). Hal ini membuat realisasi produktivitas tebu sendiri (TS) mencapai 75 ton per hektar (ha) di pabrik tersebut per Juli 2022, meningkat 16% dibandingkan tahun 2021.

Sejak 21 Juli 2022, PT IGG telah menyerap lebih dari 199 ribu ton tebu hasil panen yang bersumber dari lahan HGU PT Perkebunan Nusantara XII dan Petani Tebu Rakyat (PTR). Dari jumlah tersebut, PT IGG mampu menghasilkan GKP atau gula konsumsi sebanyak 13.100 ton.

"Musim giling tahun ini sangat menantang, karena target penggilingan gula naik 124% dibandingkan 2021. Namun, kami optimis dapat menggiling 887.000 ton, dengan hasil produksi 71.000 ton GKP dengan kualitas terbaik," ujar Direktur PT Industri Gula Glenmore, Yus Martin dalam keterangan tertulis, Selasa (26/07/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yus menambahkan, dalam jangka waktu 41 hari, dari 199.140 ton tebu yang digiling, mayoritas berasal dari wilayah Banyuwangi, Jember dan sekitarnya. Bahan Baku Tebu (BBT) diperoleh dari areal PT Perkebunan Nusantara XII sebesar 90% dan sisanya sekitar 10% diperoleh dari areal tebu rakyat.

"Keseluruhan produksi gula konsumsi bermanfaat untuk mendukung dan memenuhi program pemerintah untuk merealisasikan swasembada gula nasional yang dicanangkan oleh pemerintah," katanya.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, perusahaan ini dihadapkan pada tantangan pada proses budidaya tebu yaitu adanya Badai La Nina. Kondisi ini akan berdampak pada tingginya curah hujan, sehingga berdampak pada turunnya produktivitas hingga gagal panen.

Oleh sebab itu, Yus mengatakan pihaknya akan melakukan beberapa langkah antisipasi. Salah satunya yaitu perbaikan sarana dan prasarana, baik di sektor on farm maupun off farm demi menjaga konsistensi pasokan tebu, peningkatan keandalan pabrik, serta operational excellence di setiap proses bisnisnya. Salah satu strategi menjaga produktivitas tebu adalah pengawalan proses TMA (Tebang Muat Angkut).

"Kami selalu berupaya agar operasional giling dapat berjalan dengan lancar dengan cara perawatan dari sisi on farm serta melakukan perbaikan-perbaikan di berbagai mesin produksi dan pendukung pada saat off season kemarin," ujar Yus.

Langkah ini pun akhirnya membuat efisiensi operasional pabrik meningkat dibanding tahun 2021. Di samping itu, monitoring proses pasokan BBT juga telah didukung oleh teknologi Sistem Informasi Manajemen Pabrik Gula (SIM PG) untuk memastikan kontinuitas pasokan tebu, serta Teknologi Core Sampler juga telah dihadirkan sebagai wujud komitmen transparansi terhadap petani.

"Tidak sedikit petani Banyuwangi sukses dengan bercocok tanam tebu yang sekaligus didukung oleh teknologi pengolahan BBT yang transparan. Tentu hal ini dapat dirasakan langsung dampak ekonominya dalam setiap musim giling PT IGG ini," ucapnya.

Di sisi lain, keberadaan gula sebagai bahan pangan penting menjadikan PG memiliki peran sentral dalam ekonomi pangan Indonesia. Pabrik gula tidak hanya menjadi industri pengolah hasil panen petani sekitar tetapi juga berkontribusi secara signifikan terhadap penyerapan tenaga lokal dan membantu percepatan pertumbuhan perekonomian daerah khususnya Banyuwangi.

Yus menambahkan, setiap musim giling, pabrik ini melibatkan tenaga kerja pabrik hingga 800 orang. Musim giling turut menciptakan lapangan kerja bagi 5.000 pekerja tenaga tebang tebu, serta lebih dari 600 pekerja transportasi yang mengoperasikan 600 kendaraan angkutan tebu dan 50 cane grabber. Durasi musim giling berkisar 140 hari.

"Selama musim giling, PT IGG mampu menggerakkan dan menghasilkan dampak lanjutan (multiplier effect) bagi perekonomian warga Banyuwangi dan sekitarnya, dalam bentuk penciptaan lapangan kerja, serta pembelian tebu hasil panen PTR," ujar Yus.




(zlf/zlf)

Hide Ads