Perusahaan iklan mencatat perlambatan permintaan di tengah kekhawatiran inflasi dan resesi. Hal itu juga dialami Google.
Dikutip dari CNN, Rabu (27/7/2022), penjualan bisnis periklanan inti Google mencapai US$ 56 miliar pada kuartal yang berakhir 30 Juni. Capaian tersebut meningkat 11,6% secara year on year (yoy).
Meski tumbuh, pertumbuhan pendapatan iklan ini jauh lebih rendah dibanding kuartal yang sama tahun lalu yang tumbuh hampir 69%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kinerja Google juga nyaris meleset dari ekspektasi analis Wal Street untuk penjualan dan keuntungan selama kuartal tersebut. Perusahaan membukukan pendapatan sebesar US$ 69,7 miliar, meningkat 13% dari kuartal sebelumnya. Sementara analis memperkirakan US$ 69,9 miliar.
Laba bersih untuk kuartal tersebut turun lebih dari 13% secara yoy menjadi US$16 miliar, meleset dari perkiraan Wall Street sebesar US$17,3 miliar.
Namun, investor tampaknya tidak terpengaruh oleh hasil kinerja tersebut. Sebab, hal serupa juga dilaporkan Twitter dan Snap pekan lalu.
Saham induk Google Alphabet naik lebih dari 2,5% setelah laporan tersebut.
Microsoft juga melaporkan bahwa pendapatannya mencapai US$100 juta selama kuartal tersebut, mengalami pengurangan belanja iklan.
(acd/das)