Harga Pangan Makin Mahal, Produk-produk Ini Ikut Naik Gila-gilaan

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 29 Jul 2022 08:30 WIB
Foto: Dok. Reuters
Jakarta -

Nestlé menaikkan harga produknya hingga sebesar 6,5% pada paruh pertama tahun 2022. Perusahaan asal Swiss itu kini harus bergulat dengan kenaikan biaya produksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Perusahaan makanan dan kebutuhan sehari-hari terbesar di dunia itu mengaku menaikkan harga paling tinggi di Amerika Utara, kenaikan harga terjadi sampai 9,8%. Kemudian, diikuti oleh Amerika Latin sebesar 9,4%.

Biaya produksi sedang berada di titik tertingginya. Perusahaan mengaku kenaikan biaya terjadi merata dari komoditas bahan baku, pengemasan, pengangkutan, dan energi.

"Kami membatasi dampak tekanan inflasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kendala rantai pasokan pada pengembangan margin kami melalui pengendalian biaya yang disiplin dan efisiensi operasional," kata CEO Mark Schneider, dilansir dari CNN, Jumat (29/7/2022).

Meskipun harga jual produknya lebih tinggi, perusahaan tetap mencatat adanya kenaikan penjualan organik untuk beberapa produk seperti KitKat hingga Nescafé. Bahkan, permintaan yang kuat mendorong penjualan produk makanan hewan peliharaan Purina yang diproduksi anak usaha Nestlé.

Seiring dengan melonjaknya inflasi global para produsen pangan dan kebutuhan sehari-hari telah membebani konsumennya dengan kenaikan harga produk. Unilever, salah satu pesaing Nestlé, juga mengatakan mereka telah menaikkan harga rata-rata produknya sebesar 9,8% dalam enam bulan pertama tahun ini.

Harga yang lebih tinggi ini dinilai dapat memicu kerawanan pangan global, hal itu pun diperburuk oleh invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari. Perang telah mendorong biaya energi dan komoditas pokok ke rekor tertinggi, menekan negara-negara miskin yang bergantung pada impor.

Namun, ada beberapa kabar baik juga. Menurut Indeks Pangan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (Food and Agriculture Organization/FAO) harga pangan global telah jatuh selama tiga bulan berturut-turut. Tapi harga pangan masih 23% lebih tinggi di bulan Juni dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Di sisi lain, Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) memperkirakan bahwa 47 juta orang telah memasuki tahap kelaparan akut sebagai akibat dari perang Ukraina.




(hal/eds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork