Pemerintah awal bulan 7 Juli meluncurkan minyak curah kemasan sederhana dengan merek dagang Minyakita seharga Rp 14.000 per liter. Namun, kurang lebih baru 3 pekan meluncur, produk itu diakui pedagang pasar mulai terbatas.
Seperti pantauan detikcom di Pasar Kramat Jati, Jumat (29/7/2022) pedagang di pasar ini rata-rata mengikuti program pemerintah untuk menjual minyak goreng curah rakyat (MGCR) dan Minyakita. Namun, diakui oleh pedagang saat ini untuk pasokan dari Minyakita terbatas dan ada juga yang tidak menjual sama sekali.
Seperti pemilik dari toko beras family 2, dia mengatakan pada awal Minyakita diluncurkan oleh pemerintah dia bisa mendapatkan stok sampai 20 sampai 30 karton. Dalam satu karton untuk Minyakita ukuran 2 liter berisi 6 botol dan kalau isi 1 liter berisi 12 botol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Minyakita kemarin ini cuma datang 10 karton, awal-awal itu baru meluncur saya bisa pesan berapa aja sampai 20 sampai 30 karton. Ini kemarin pesannya kan 20 karton yang 2 liter 10nya 1 liter. Eh malah dikasih ya ini aja 10 karton yang 2 liter," ucapnya, kepada detikcom, Jumat (29/7/2022).
Selain menjual Minyakita, pemilik toko beras family 2 Kramat Jati ini juga menjual minyak goreng curah seharga Rp 14.000/liter. Dia sendiri mengaku tidak pernah membeli dalam bentuk drigen, tetapi langsung yang kemasan botol.
"Saya belanjanya ini aja sih botol, dijual ya Rp 14 ribu juga sama kaya Minyakita. Kalau Minyakita yang 2 liter saya jual berarti ya Rp 28 ribu," ungkapnya.
Kemudian, pemilik toko sembako di pasar yang sama mengaku tidak pernah mendapatkan Minyakita dalam bentuk baik kemasan botol ataupun kemasan sederhana (bantalan). Pedagang bernama Lutfi ini mengatakan dirinya biass mendapatkan Minyakita dalam bentuk drigen.
"Kalau minyakita ya kita pernah jual tapi yang drigen, kalau yang kemasan bantalan gitu nggak pernah ada sih nggak pernah jual," ungkapnya.
Lutfi mengaku selama ini hanya menjual minyak goreng curah saja. Dia bilang kalau dia biasa menjualnya yang kemasan botol untuk curah dan jika mendapat yang dalam bentuk jeriken akan dikemas sendiri dalam bentuk plastik bening.
"Jualnya tergantung stoknya, kemarin yang drigen Minyakita itu sudah habis. Yaudah sekarang minyak curah saya jualin yang botolan," ungkapnya.
Ia bercerita, saat ini juga akses untuk membeli minyak goreng curah dengan PeduliLindungi juga jarang digunakan. Lutfi mengatakan sering kali banyak pembeli yang tidak membawa handphone.
"KTP gitu juga jarang sih, PeduliLindungi paling tapi ya itu juga nggak semua pembeli karena gak semua pembeli ke pasar bawa Hp. Kalau awal-awal banyak sampai bisa ngumpulin 3.000 fotocopy KTP pembeli saya," tutupnya.
(das/das)