Angkutan Logistik Ramai Lagi, ASDP Raup Laba Rp 380 Miliar

Angkutan Logistik Ramai Lagi, ASDP Raup Laba Rp 380 Miliar

Zulfi Suhendra - detikFinance
Minggu, 31 Jul 2022 07:16 WIB
Sejumlah kendaraan pribadi yang akan menyeberang ke Pulau Sumatera antre di Dermaga V Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Selasa (26/4/2022). Seiring makin meningkatnya jumlah arus mudik PT ASDP Merak menambah jumlah perjalanan/trip kapal ferry dari 72 trip menjadi 77 trip sejak Senin (25/4) dan secara keseluruhan total penumpang yang menyeberang naik tajam dalam 3 hari dari 23.650 orang menjadi 35.075 orang pada hari Senin (25/4) kemarin dengan rincian jumlah penumpang pejalan kaki sebanyak 627 orang dan 34.440 orang dalam kendaraan. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/aww.
Foto: ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN
Jakarta -

BUMN Penyeberangan, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) membukukan laba Rp 380 miliar pada semester 1 tahun ini. Laba tersebut naik 149% dari laba tahun pada periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp 153,5 miliar.

Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi mengatakan, sejak periode pemulihan kondisi ekonomi nasional tahun 2021 pasca pandemi Covid-19 melanda Indonesia, bisnis sektor transportasi berangsur pulih dan mulai kembali normal seperti tahun 2019.

"Alhamdullilah, ASDP dapat terus bangkit kinerjanya, dan kami terus hadir bagi masyarakat dengan pelayanan penyeberangan dan pelabuhan yang semakin baik, andal, mudah dan cepat, aman, nyaman dan selamat. Kini, layanan ferry sudah menjadi transportasi pilihan masyarakat, khususnya di jalur Jawa-Sumatera yang menjadi barometer layanan ferry di seluruh Indonesia," tutur Ira dalam keterangan resminya, Minggu (30/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laba bersih tersebut ditopang oleh kinerja angkutan logistik yang semakin bergairah. Data menyebutkan, dari target kendaraan logistik tahun 2022 dengan skenario masa pandemi Covid-19 sebesar 1,76 juta unit, hingga semester I-2022, ASDP berhasil melayani 631.740 unit kendaraan logistik yang didominasi truk yang terdiri dari golongan VB, VIB, VII B, VIII dan IX dengan total pendapatan sekitar Rp 430 miliar.

Adapun kontribusi muatan barang (curah) juga mengalami kenaikan signifikan. Dari target 2022 sebanyak 123 ribu ton (skenario Covid-19), hingga Juni 2022 telah diangkut muatan barang sebanyak 1,33 juta ton dengan nilai pendapatan Rp 16 miliar.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan laporan kinerja konsolidasian ASDP mulai Januari hingga Juni 2022 tercatat membukukan pendapatan Rp 1,89 triliun, dan laba bersih sebesar Rp 380,5 miliar.

"Pendapatan semester I-2022 sebesar Rp 1,89 triliun belum mencapai dari total target 2022 senilai Rp 2.029 triliun atau baru mencapai 93% dari rencana dalam kondisi normal sebelum Covid-19. Pendapatan di bulan Januari-Juni tercatat di tahun 2019 sebesar Rp 1,5 triliun, dan untuk periode semester I-2022 mengalami kenaikan 26 persen bila dibandingkan periode sama tahun lalu," tuturnya.

Selanjutnya, capaian laba bersih korporat telah mencapai 539 persen dari target, dan mengalami pertumbuhan 149 % dari laba di tahun 2021 sebesar Rp 152,5 miliar. Pencapaian kinerja positif semester I-2022 dikontribusikan kinerja penyeberangan baik produksi perintis dan komersial (gabungan) antara lain produksi penumpang mencapai sebanyak 3,73 juta orang atau naik sebesar 104 % dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 1,83 juta orang.

Lalu, kendaraan roda 2 dan 3 sebanyak 1,80 juta unit atau naik 76% dari 1.02 juta unit, kendaraan roda 4/lebih mencapai 1,95 juta unit atau naik 64 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 1 juta unit, dan barang mencapai 1,98 juta/ton atau naik 326% bila dibandingkan realisasi tahun 2021 sebanyak 465.107 ton.

"Menariknya lagi selama pandemi Covid-19 terjadi shifting perubahan perilaku dari pejalan kaki ke kendaraan pribadi atau kendaraan penumpang sehingga terjadi peningkatan pada kendaraan penumpang. Sedangkan untuk logistik, kenaikan didukung regulasi bahwa tidak ada pembatasan pergerakan untuk kendaraan logistik," ujar Ira.

Adapun kinerja positif juga didukung program pengendalian biaya melalui langkah efisiensi yang ditunjukan dengan operating ratio 59,88 persen lebih rendah 15,72 persen dibanding periode sama tahun lalu sebesar 71,05 persen. Selanjutnya, BOPO (perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional) Tahun 2022 sebesar 79,23% lebih rendah dibanding tahun 2021 sebesar 90,56%, hal ini menunjukan bahwa perusahaan berhasil meningkatkan efisiensinya dengan adanya pengendalian keuangan terhadap realisasi beban pokok dan beban usaha.




(zlf/zlf)

Hide Ads