Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan ada sekitar 30 negara berkembang di dunia yang terancam tak bisa bayar utang. Menurutnya, krisis COVID-19 telah membuat negara-negara ini berutang melebihi batasnya.
Kini, masalah ditambah lagi dengan adanya kenaikan tingkat suku bunga Amerika Serikat, yang mendorong mata uang Dolar bisa makin menguat. Menurutnya, kemampuan membayar utang dari puluhan negara ini kemungkinan akan makin sulit.
"Lebih dari 30 negara utangnya di atas 100%. Dengan kenaikan tingkat suku bunga AS maka potensi mereka untuk membayar atau solvency negara-negara berkembang ini menjadi bermasalah," kata Airlangga pada acara Mid Year Economic Outlook Bisnis Indonesia, Selasa (2/8/2022).Selasa (2/8/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Menurut Airlangga sejauh ini Indonesia masih aman karena rasio utangnya masih berada di sekitar 30-40% dari PDB.
Baca juga: AS Sudah Resesi, RI Ada Potensi Menyusul? |
"Rasio utang menurun yang pada Mei mencapai 32,3%, jadi dibanding berbagai negara lain kita relatif lebih sehat," kata Airlangga.
Kementerian Keuangan sendiri mencatat posisi utang pemerintah per akhir Juni 2022 sebesar Rp 7.123,62 triliun dengan rasio 39,56% dari produk domestik bruto (PDB).
Angka itu naik sekitar Rp 121 triliun dari posisi bulan sebelumnya yang senilai Rp 7.002 triliun. Meski begitu, Kemenkeu menyebutkan jumlah utang sebesar itu masih aman.
"Rasio utang terhadap PDB dalam batas aman, wajar, serta terkendali diiringi dengan diversifikasi portofolio yang optimal. Penambahan utang sebagian besar terjadi sejak 2020 karena adanya badai COVID-19," tulis buku APBN KiTA dikutip detikcom, Senin (1/8/2022).
Untuk jenis utang, mayoritas didominasi oleh surat berharga negara (SBN) yang mencapai 88,46% dan sisanya pinjaman 11,54%. Diketahui SBN sebanyak Rp 6.301,8 triliun dengan SBN domestik Rp 4.992,5 triliun dan valuta asing Rp 1.309,3 triliun.
Sedangkan untuk pinjaman senilai Rp 821,74 triliun. Terdiri dari pinjaman dalam negeri Rp 14,74 triliun dan pinjaman luar negeri Rp 806,31 triliun.
Simak juga video 'Ada Kabar Baik dari Sri Mulyani Soal Ekonomi RI, Simak!':